Lebak, SenayanTalks — Pemerintah kembali memperluas akses pendidikan bagi keluarga kurang mampu melalui program Sekolah Rakyat, dengan dimulainya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahap 1B di 37 titik baru, termasuk di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 34 Kabupaten Lebak, Banten.
Sebanyak 100 siswa dari keluarga prasejahtera memulai kegiatan pembelajaran di SRMA 34 Lebak, bergabung dalam 4 rombongan belajar. Ini menandai lanjutan dari peluncuran sebelumnya pada 14 Juli 2025 di 63 titik, sehingga total 100 Sekolah Rakyat telah berjalan hingga Agustus ini.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang hadir langsung di lokasi menyampaikan bahwa program Sekolah Rakyat merupakan inisiatif langsung Presiden Prabowo Subianto, dan seluruh kementerian hanya bertugas melaksanakan gagasan besar tersebut.
“Ini adalah program prioritas Presiden Prabowo. Kami hanya membantu menjalankan. Sekolah Rakyat adalah jalan cepat untuk memuliakan wong cilik dan menjangkau yang belum terjangkau,” tegas Gus Ipul dalam sambutannya.
Dalam kegiatan yang juga dihadiri oleh Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, Gubernur Banten Andra Soni, dan Bupati Lebak Moch. Hasbi Asyidiki Jayabaya, Gus Ipul menyampaikan tiga kunci utama pemahaman Sekolah Rakyat yaitu memuliakan wong cilik dan kaum dhuafa, menjangkau anak-anak yang belum sekolah atau putus sekolah, dan memungkinkan yang tidak mungkin — memberikan harapan bagi anak-anak yang sebelumnya tidak punya akses pendidikan.
Gus Ipul mengungkapkan bahwa setelah pembukaan 37 titik di bulan Agustus ini, akan menyusul 59 titik tambahan pada September 2025, sehingga total 159 Sekolah Rakyat akan aktif pada tahun ajaran 2025/2026.
Program Sekolah Rakyat menyasar anak-anak dari keluarga dengan kondisi ekonomi sulit, terutama yang termasuk dalam Desil 1 dan 2 pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional. Fokus utamanya bukan pada nilai akademik, tetapi pada kesempatan, karakter, dan keterampilan.
“Lulusan Sekolah Rakyat harus pintar secara akal, berkarakter, dan punya keterampilan. Saya ingin ada yang bisa kuliah di luar negeri dan juga yang bisa jadi pengusaha sukses,” ujar Gus Ipul.
Dalam sesi dialog dengan siswa, Gus Ipul menyapa Komalasari, siswa SRMA 34 dari Desa Pagelaran, Kecamatan Melimping, Kabupaten Lebak. Komala sempat putus sekolah selama satu tahun karena orang tuanya hanya bekerja sebagai buruh bangunan dan tinggal di rumah berdinding triplek.
“Contoh anak seperti Komala inilah yang menjadi perhatian Presiden Prabowo. Inilah wajah Sekolah Rakyat. Saya bangga dengan kamu, Komala. Saya ingin kamu sukses dan membahagiakan orang tua,” tutur Gus Ipul.
Program Sekolah Rakyat diinisiasi sebagai jawaban atas tingginya angka putus sekolah dan ketimpangan akses pendidikan. Dengan biaya pendidikan gratis, pendekatan sosial, dan kurikulum berbasis karakter dan keterampilan, Sekolah Rakyat diharapkan menjadi pilar dalam mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045.
Baca juga :
Media Massa Diminta Kawal Program Sekolah Rakyat
Sekolah Rakyat, Jurus Presiden Prabowo Putus Rantai Kemiskinan