Jakarta, SenayanTalks — Dua BUMN energi, PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero), memperkuat sinergi dalam transisi energi bersih dengan menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk pengembangan energi panas bumi (geothermal) sebagai sumber pembangkit listrik. Kerja sama ini mencakup akselerasi pengembangan 19 proyek eksisting dengan total kapasitas 530 megawatt (MW), sekaligus mendukung agenda ketahanan energi nasional dan bauran energi terbarukan (EBT).
MoU ini diteken oleh anak perusahaan kedua BUMN, yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (IDX: PGEO) dan PT PLN Indonesia Power (PLN IP), yang disaksikan oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) melalui PT Danantara Asset Management.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Julfi Hadi, menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari strategi PGE dalam mengoptimalkan potensi cadangan panas bumi sebesar 3 GW dari 10 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang dikelola. Lokasi pengembangan mencakup WKP Hululais, Ulubelu, Lumut Balai, Lahendong, Kamojang, Sungai Penuh, dan Kotamobagu.
“Dengan memanfaatkan proyek brownfield, yellowfield, dan greenfield, kolaborasi ini berpotensi menghasilkan tambahan kapasitas hingga 1.130 MW dengan estimasi nilai investasi mencapai USD 5,4 miliar,” jelas Julfi.
Dalam kerja sama tersebut, PGE dan PLN IP juga menandatangani komitmen konsorsium pengembangan dua proyek geothermal dengan teknologi co-generation: PLTP Ulubelu Bottoming Unit (30 MW) dan Lahendong Bottoming Unit 1 (15 MW).
“Teknologi co-generation memungkinkan efisiensi lebih tinggi tanpa eksplorasi tambahan, sehingga bisa menambah kapasitas pembangkit dengan biaya operasi yang lebih rendah,” tambah Julfi.
Sebagai negara di kawasan Ring of Fire, Indonesia memiliki potensi panas bumi sekitar 24 GW atau 40% dari total cadangan dunia. Namun, kapasitas terpasang saat ini baru mencapai 2,6 GW. Melalui kerja sama ini, Pertamina dan PLN menargetkan peningkatan pemanfaatan sumber daya geothermal untuk mendukung target energi hijau nasional.

CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, menyatakan bahwa kolaborasi antar-BUMN ini akan memperkuat pilar ekonomi rendah karbon dan mempercepat pembangunan energi terbarukan di Indonesia.
“Kami mendukung pengelolaan aset strategis secara profesional dan akuntabel demi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, menegaskan komitmen perusahaannya untuk menjadikan energi panas bumi sebagai tulang punggung ketahanan energi bersih di masa depan.
“Dengan skema kolaboratif bersama PLN dan Danantara, Pertamina siap mempercepat realisasi proyek strategis yang memperkuat bauran energi nasional,” ujarnya.
Baca juga :
PGEO Ubah Panas Bumi Kamojang Jadi Penggerak Ekonomi Sirkular Kopi Berkelanjutan
PGEO Optimistis Produksi 1 Gigawatt Pembangkit Panas Bumi