Search
Close this search box.

80 Ribu Koperasi Desa Merah Putih Buka Jutaan Lapangan Kerja Baru

Jakarta, SenayanTalks – Pemerintah terus menggenjot penguatan ekonomi desa melalui program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). Program ini dirancang tidak hanya sebagai sarana distribusi kebutuhan pokok, melainkan juga sebagai simpul strategis pembangunan ekonomi kerakyatan yang produktif dan inklusif.

“Berdasarkan instruksi Presiden, kebutuhan masyarakat dapat difasilitasi melalui KDMP. Koperasi ini kini menjadi ujung tombak distribusi pangan, bukan lagi sekadar lembaga simpan pinjam,” tegas Tatang Yuliono, Deputi Bidang Koordinasi Tata Niaga dan Distribusi Pangan, Kemenko Bidang Pangan, dalam forum media DIKSI yang digelar Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) di Jakarta, Senin (28/7/2025).

Dengan melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) strategis seperti Bulog, Telkom, dan Himbara, KDMP hadir sebagai ekosistem kolaboratif. Ekosistem ini menghubungkan produksi lokal dengan akses pasar, logistik, pembiayaan, hingga layanan publik esensial seperti klinik dan apotek desa. Ini merupakan sebuah transformasi koperasi desa menjadi lembaga ekonomi produktif berbasis komunitas.

“Dengan begitu, margin yang selama ini dinikmati tengkulak atau distributor besar, bisa kembali ke rakyat,” ujar Deputi Tatang.

Pemerintah menargetkan pembentukan 80.000 unit Koperasi Desa Merah Putih di seluruh Indonesia. Setiap koperasi diproyeksikan menjadi pusat kegiatan ekonomi dan sosial desa, serta berperan besar dalam menciptakan lapangan kerja baru.

Proyeksi penyerapan tenaga kerja dari KDMP sangat ambisius, mencapai lebih dari 1,4 juta lapangan kerja baru. Angka ini mencakup 240.000 pengelola koperasi (P3K), 400.000 pengurus koperasi, 240.000 pengawas koperasi, dan 560.000 tenaga kerja unit usaha (seperti toko, apotek, cold storage, dan logistik). Lapangan kerja ini akan terbuka khususnya bagi pemuda dan masyarakat desa.

“Mekanisme perekrutannya akan dilakukan oleh para pemangku kepentingan di tingkat daerah, agar selaras dengan potensi lokal masing-masing wilayah,” jelas Tatang.

Koperasi Desa Merah Putih juga dirancang untuk beradaptasi dengan tren global melalui platform berbasis e-commerce. Ini adalah jawaban atas perubahan perilaku konsumen dan pesatnya perdagangan digital.

“Kita tengah merancang transformasi KDMP menjadi platform e-commerce, sebagaimana tren saat ini. Produk dalam negeri harus punya ruang lebih luas untuk dikenalkan ke seluruh penjuru tanah air,” kata Tatang.

Melalui dukungan infrastruktur digital dan kolaborasi antarinstansi, KDMP tidak hanya memperkuat distribusi bahan pokok secara merata dan terjangkau, tetapi juga menjadi jembatan bagi produk lokal desa untuk menembus pasar yang lebih luas, termasuk potensi ekspor.

Setiap unit KDMP ditargetkan mampu mengelola transaksi harian senilai Rp5 juta hingga Rp9 juta, dengan dominasi dari sektor beras, LPG, dan pupuk.

“KDMP akan membangkitkan perekonomian masyarakat desa, dari desa, oleh desa, dan untuk Indonesia,” pungkas Deputi Tatang Yuliono.

Baca juga :
Wajib Tahu! Ini Makna Logo HUT Ke-80 RI
Ini Cara Prabowo Dongkrak Kualitas Anak Indonesia

Artikel Terkait