Search
Close this search box.

80 Tahun Merdeka, GNB Ingatkan Pemerintah Soal Demokrasi, Hukum, dan Kebudayaan

Jakarta, SenayanTalks — Menyambut peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia, Gerakan Nurani Bangsa (GNB) menyerukan delapan pesan kemerdekaan yang menyoroti demokrasi, penegakan hukum, kesetaraan, ekonomi, kebudayaan, hingga kebebasan pers. Pesan ini disampaikan oleh tokoh-tokoh nasional lintas agama, budaya, dan profesi yang tergabung dalam GNB.

Tokoh GNB, Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, menegaskan bahwa demokrasi Indonesia harus kembali pada prinsip “dari, oleh, dan untuk rakyat” dengan mengedepankan supremasi sipil, etika politik, dan perlindungan hak asasi manusia.

“Presiden dan aparat penegak hukum harus memastikan negara bebas dari praktik korupsi serta benturan kepentingan,” jelas Sinta melalui keterangannya, Kamis (14/8/2025).

GNB menilai, dua dekade pasca-reformasi, demokrasi Indonesia mengalami kemunduran substansi. Pemilu dinilai cenderung transaksional, partai politik kehilangan kepekaan sosial, dan kelembagaan demokrasi melemah. Laporan The Economist Intelligence Unit (EIU) 2025 menempatkan Indonesia pada skor 6,44 dalam Indeks Demokrasi 2024, kategori demokrasi cacat (flawed democracy).

Selain itu, tokoh GNB KH. Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus menyoroti pentingnya kebudayaan sebagai fondasi kebangsaan. Menurutnya, kebudayaan bukan sekadar hiasan atau komoditas pasar, melainkan penopang nilai, identitas, dan arah bangsa.

“Pemerintah punya tanggung jawab melindungi hak-hak budaya warga dan menjamin ruang berekspresi,” tegas Gus MUs.

Dalam sektor ekonomi, GNB mendorong perubahan paradigma kebijakan menjadi lebih inklusif dan berbasis bukti (evidence-based policy), serta mengedepankan pendekatan dari bawah (bottom-up).

Sedangkan Cendikiawan Muslim Quraish Shihab menambahkan bahwa pemerintah harus memperkuat perlindungan usaha kecil dan koperasi, mereformasi sistem perpajakan yang adil, serta menindak tegas pinjaman dan judi online yang merugikan masyarakat.

GNB merupakan perkumpulan yang digerakkan oleh tokoh-tokoh lintas agama dan profesi seperti Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Quraish Shihab, KH. Ahmad Mustofa Bisri, Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo, Alissa Q. Wahid, Lukman Hakim Saifuddin, Karlina Rohima Supelli, Pendeta Jacky Manuputty, Romo Franz Magnis-Suseno SJ, serta sejumlah tokoh nasional lainnya.

GNB menegaskan, dengan kesadaran kolektif dan komitmen bersama berlandaskan Pancasila dan cita-cita kemerdekaan, Indonesia dapat mewujudkan negara yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur.

Dalam menyambut HUT ke-80 RI, GNB mengeluarkan delapan pesan kemerdekaan GNB meliputi:

  1. Mengembalikan demokrasi pada prinsip rakyat berdaulat dengan etika politik yang kuat.
  2. Memastikan negara bebas korupsi dan benturan kepentingan.
  3. Menempatkan konstitusi dan visi kebangsaan di atas kepentingan kelompok.
  4. Mengubah paradigma kebijakan ekonomi menjadi inklusif dan berbasis bukti.
  5. Mereformasi pajak, melindungi UMKM, dan memberantas pinjaman serta judi online ilegal.
  6. Memperkuat peran strategis kebudayaan dalam pembangunan bangsa.
  7. Menjamin kebebasan pers dan keselamatan jurnalis.
  8. Mendorong kolaborasi seluruh elemen bangsa untuk menjaga kualitas demokrasi.

Baca juga :

Artikel Terkait