Search
Close this search box.

Teluk Bintuni Topang Swasembada Energi

Teluk Bintuni, SenayanTalks — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, melakukan kunjungan kerja ke dua proyek strategis sektor migas di Teluk Bintuni, yakni proyek milik Genting Oil Kasuari Pte Ltd (GOKPL) dan fasilitas LNG Tangguh yang dikelola oleh British Petroleum (BP).

Kunjungan ini bertujuan memastikan kelangsungan program swasembada energi nasional serta mendukung agenda hilirisasi gas bumi di Indonesia. Dalam lawatannya, Menteri ESDM didampingi Plt Dirjen Migas Tri Winarno, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto, Presiden bp Asia Pacific Kathy Wu, perwakilan manajemen Genting Oil, dan Wakil Ketua DPD RI asal Papua Yoris Raweyai.

Dalam pernyataannya, Bahlil menegaskan pentingnya menjaga kestabilan dan kapasitas lifting gas di Teluk Bintuni.

“Sepertiga produksi gas nasional berasal dari LNG Tangguh. Kita harus terus menjaga stabilitas dan keandalan pasokan dari sini,” ujar Bahlil.

Ia juga mengungkapkan bahwa BP telah menyampaikan prospek eksplorasi dua blok migas baru di sekitar wilayah kerja LNG Tangguh. Joint study kedua blok tersebut telah selesai, dan saat ini menunggu proses tender resmi oleh Pemerintah Indonesia.

“Setelah joint study selesai, dua blok migas ini akan segera ditenderkan oleh pemerintah,” tambahnya.

Menteri Bahlil juga meninjau perkembangan proyek migas Blok Kasuari yang dikelola oleh Genting Oil Kasuari Pte Ltd (GOKPL). Menurutnya, proyek ini dijadwalkan mulai beroperasi secara penuh pada tahun 2027, dengan target produksi mencapai 300 MMSCFD gas.

“Dari lima sumur yang dibuka, empat sumur sudah 100 persen siap operasi. Sumur kelima sedang dalam proses pengembangan dan pembangunan camp pekerja, yang saat ini baru mencapai progres 20 persen,” ungkapnya.

Selain proyek di darat, Genting Oil juga tengah membangun floating LNG plant di Tiongkok, yang nantinya akan menjadi floating LNG terbesar di Indonesia dan peringkat ketujuh terbesar di dunia.

“Kami juga akan melakukan kunjungan ke pabrik pembuat kapal LNG terapung ini untuk validasi dan pemantauan langsung progresnya,” tutup Bahlil.

Artikel Terkait