Search
Close this search box.

Operator Tambang Pastikan Prinsip Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan Diterapkan Konsisten

Bogor, SenayanTalks — Praktik pertambangan kini tak lagi identik dengan dampak negatif. Seiring regulasi ketat dari pemerintah dan tuntutan global terhadap tambang berkelanjutan (sustainable mining), perusahaan wajib menerapkan Good Mining Practice untuk memastikan lingkungan tetap terjaga.

Harita Nickel menjadi salah satu contoh perusahaan yang menerapkan prinsip tersebut. Beroperasi di Pulau Obi, Maluku Utara, Harita Nickel memastikan kegiatan penambangan dan bongkar muat nikel tidak mencemari laut sekitar. Menurut Windy Prayogo, Environment Marine Manager Harita Nickel, perusahaan menerapkan sistem pemantauan kualitas air berbasis SPARING (Sistem Pemantauan Kualitas Air Limbah Industri Secara Terus Menerus dan Dalam Jaringan) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

“Pengelolaan limbah cair penambangan terkoneksi langsung dengan KLHK secara online menggunakan instrumen SPARING,” ungkap Windy dalam acara Energy & Mining Editor Society (E2S) Retret 2025 bertema “Collaboration to Advance The ESDM Sector” di Kinasih Resort and Conference, Bogor.

Selain pemantauan daring, Harita Nickel juga melakukan uji kualitas air secara rutin melalui laboratorium independen terakreditasi. Perusahaan membangun lebih dari 52 kolam sedimentasi di area Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Trimegah Bangun Persada (TBP) dan PT Gane Permai Sentosa (GPS), berukuran setara lebih dari 500 kolam renang olimpiade, untuk menahan sedimen sebelum air dilepaskan ke lingkungan sesuai baku mutu.

Windy menegaskan bahwa inovasi pengelolaan air menjadi bagian dari komitmen jangka panjang Harita Nickel dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak) dan ke-13 (Penanganan Perubahan Iklim).

Sementara itu, PT Dairi Prima Mineral juga menunjukkan kepatuhan lingkungan sejak mengantongi izin penambangan seng dan timah hitam pada 1998. Baiq Idayani, Government & Media Relations Manager Dairi Prima Mineral, mengatakan pihaknya terus memenuhi kewajiban lingkungan sebagai bagian dari persyaratan operasi.

“Manajemen memberikan perhatian khusus terhadap kepatuhan regulasi guna menjaga lingkungan sekitar tambang tetap terjaga,” kata Idayani.

Idayani menambahkan, perusahaan berharap segera mendapat persetujuan revisi Feasibility Study dari Kementerian ESDM serta persetujuan Addendum Kelayakan Lingkungan Hidup dari KLHK.

“Kami mengharapkan dukungan pemerintah pusat dan daerah, termasuk kemudahan perizinan untuk konstruksi dan operasi,” ujarnya.

Dengan regulasi ketat, teknologi pemantauan modern, dan komitmen jangka panjang, industri tambang di Indonesia membuktikan bahwa pengelolaan lingkungan berkelanjutan dapat berjalan seiring dengan keberlangsungan usaha.

Baca juga :

Artikel Terkait