Search
Close this search box.

Restorasi Terumbu Karang Buat Pulau Obi Melimpah Ikan

Jakarta, SenayanTalks – Suasana lomba mancing Obi Fishing Tournament 2025 yang berlangsung di perairan Pulau Obi, Maluku Utara, pada siang itu tiba-tiba heboh dan ramai dari sebelumnya relatif tenang dan hening. Pemicunya adalah bersoraknya salah satu peserta lomba usai berhasil menangkap seekor ikan hiu macan yang dikenal dengan nama Latin Galeocerdo cuvier.

Peserta itu adalah Zulfikri Salim, karyawan Harita Nickel, yang tak kuasa menyembunyikan kegembiraannya. Namun ia tersadar bahwa ikan yang ditangkapnya tergolong hewan predator laut yang harus dilestarikan karena berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.

Di sisi lain, peraturan lomba mengedepankan praktik memancing berkelanjutan sehingga hiu macan tersebut langsung dilepaskan kembali ke laut dalam keadaan hidup.

Tertangkapnya ikan hiu macan yang tergolong spesies ikonik dan langka tentu sangat menggembirakan. Sebab hal ini menjadi bukti nyata bahwa ekosistem laut di perairan Pulau Obi masih sangat sehat dan terjaga meskipun terdapat aktivitas tambang yang dilakukan Harita Nickel.

Kondisi tersebut sekaligus mematahkan persepsi bahwa aktivitas pertambangan merusak lingkungan dan membuat ekosistem terganggu. Bahkan keberadaan hiu macan juga menjadi sebuah kabar baik.

Sebagai predator puncak, kehadiran hiu macan menandakan rantai makanan yang utuh dan seimbang. Hiu ini berperan penting dalam mengendalikan populasi spesies lain, memastikan tidak ada satupun populasi yang mendominasi, sehingga ekosistem tetap stabil.

Reef cube

Windy Prayogo, Environment Marine Manager Harita Nickel, menjelaskan pihaknya sangat sadar betul bahwa kondisi perairan Pulau Obi wajib dijaga dan dirawat serta tidak boleh sampai tercemar oleh kegiatan pertambangan. Pasalnya, kegiatan penambangan dan bongkar muat nikel yang dilakukan Harita tidak jauh dari perairan Pulau Obi.

Oleh karena itu, Harita Nickel berinvestasi besar untuk menjaga kelestarian lingkungan dan ekosistem Pulau Obi dengan melakukan sejumlah upaya. Salah satunya memastikan kelestarian terumbu karang yang menjadi fondasi kehidupan laut tetap terjaga.

Terumbu karang menyediakan makanan, tempat tinggal, dan perlindungan bagi lebih dari 25 persen spesies laut mulai dari ikan, moluska, penyu, hingga mikroorganisme. Namun terumbu karang dapat rusak atau hancur akibat kondisi alam maupun aktivitas yang merusak seperti illegal fishing dengan menggunakan bom atau tercemar aktivitas pertambangan.

Pentingnya kelestarian terumbu karang, lanjut Windy, membuat Harita Nickel berusaha sekuat tenaga untuk merawat terumbu karang di perairan Pulau Obi dengan melakukan restorasi terumbu karang. Tujuannya untuk memulihkan ekosistem terumbu karang yang terdegradasi maupun rusak.

Sejak 2021, Harita Nickel menciptakan reef cube, sebuah struktur kubus berongga berukuran 40×40 cm sebagai media tanam karang buatan yang selanjutnya akan menjadi rumah bagi berbagai jenis biota laut. Reef cube ditempatkan di perairan dangkal dengan kedalaman 3-5 meter sebagai bentuk nyata restorasi terumbu karang.

“Reef cube kami tempatkan di area di mana kondisi terumbu karangnya terdegradasi. Bukan di area yang kondisi terumbu karang alaminya masih bagus. Dan penempatannya juga berdasarkan survei dengan kriteria substrat karang mati, pecahan karang, atau berpasir serta kontur yang relatif datar,” ucap Windy yang memegang lisensi menyelam ini.

Windy menegaskan restorasi terumbu karang telah dilakukan secara konsisten oleh Harita Nickel. Uniknya, reef cube terbuat dari bahan campuran semen, slag nikel, dan fly ash yang memanfaatkan bahan sisa hasil produksi pertambangan Harita Nickel. Dengan demikian, terdapat upaya recycle sisa hasil produksi dan dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan pelestarian lingkungan.

Hingga akhir 2024, ungkap Windy, total reef cube yang telah ditempatkan mencapai 1.696 buah yang tersebar di tiga titik perairan di sekitar area operasional perusahaan. Ke depan, jumlah reef cube akan terus diperbanyak dengan menambah luasan area penempatan.

Ikan melimpah

Penggunaan reef cube sudah berdampak langsung. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh tim Environmental Marine Harita Nickel pada periode Oktober 2022 hingga Desember 2024, tercatat bahwa karang alami tumbuh dengan baik antara 0,93 cm hingga 6,64 cm.

Adapun laju pertumbuhan terumbu karang berkisar di angka 0,3 cm-2 cm per tahun. Tim juga mencatat sebanyak 136 spesies ikan karang dari 61 genus dan 24 famili terpantau berada di area restorasi terumbu karang.

Dampak lain yang dirasakan adalah melimpahnya jumlah dan kualitas tangkapan ikan. Nelayan di perairan Pulau Obi tidak kesulitan mendapatkan ikan khususnya ikan tuna dan ikan dolosi. Begitu pula peserta lomba mancing Obi Fishing Tournament 2025. Mayoritas peserta lomba senang dan gembira karena banyaknya hasil tangkapan ikan yang diperoleh.

Hingga penutupan lomba, tercatat hasil tangkapan ikan yang terkumpul dari peserta seberat 94 kg. Jenis ikannya pun beragam, mulai dari kakap, kerapu hingga tuna.

Salah satu peserta, Max Sikape bersama rekannya Sonny Tamansa mengaku mendapatkan dua ekor kerapu dan satu ekor kakap dengan total berat 22 kg di sekitar perairan Mala-Mala, tak jauh dari dermaga Harita Nickel.

“Harusnya kami juara pertama kalau ikan barakuda kira-kira 20 kg itu tidak lepas. Ikan sudah di tangan, tapi lepas,” kenangnya sambil tertawa.

Meski begitu, mereka tetap senang meraih juara dua lomba dengan membawa pulang hadiah uang tunai sebesar Rp6 juta.

Max mengisahkan kesehariannya sebagai nelayan. Ia rutin memancing ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup, menggunakan metode tradisional tanpa joran. Lokasi memancingnya pun tak jauh dari pantai Kawasi Pulau Obi. Bahkan sering di area sekitar Harita Nickel. Hasil tangkapan biasanya dikonsumsi sendiri atau dijual ke pasar lokal.

“Ikan di sini masih banyak. Saya pernah dapat ikan bobara beratnya 32 kg, dekat pantai Kawasi, di pos tempat saya biasa duduk santai. Saya kasih nama tempat itu Extra Joss,” ujarnya sambil tersenyum mengenang perlombaan yang diikuti.

Guru Besar Ilmu Kimia Bahan Alam Laut Universitas Khairun Ternate Janib Achmad berpendapat banyaknya hasil tangkapan ikan yang diperoleh nelayan maupun peserta lomba mancing Obi Fishing Tournament 2025 menandakan konservasi kelautan yang dilakukan Harita Nickel berdampak positif terhadap ekosistem laut terutama ikan dan biota lainnya.

“Hasil tangkapan para peserta dapat mengonfirmasi bahwa perairan kita menyediakan ikan dalam jumlah dan jenis yang beragam. Dari sana kita bisa melihat ukuran, spesies, dan kondisi atau tingkat produktivitas fishing ground yang ada,” ujar Janib yang melihat langsung jalannya turnamen memancing.

Selain produktivitas tangkapan ikan, keanekaragaman biota laut Pulau Obi terpantau dari ditemukannya spesies-spesies besar lainnya dalam kegiatan penyelaman yang dilakukan di sekitar laut Desa Kawasi. Salah satunya adalah ikan napoleon wrasse (Cheilinus undulatus), ikan karang raksasa yang bisa tumbuh hingga dua meter dan berat mencapai 190 kilogram.

Selain dikenal jinak dan sering mendekati penyelam, ikan Napoleon memiliki keunikan tersendiri yakni sebagai spesies ikan hermaprodit, yang memungkinkannya mengubah kelamin dari betina menjadi jantan. Ia juga berperan penting sebagai pemangsa alami bulu babi dan bintang laut mahkota duri, dua spesies yang bisa merusak terumbu jika jumlahnya tak terkendali.

Ada pula ikan bayan benjol hijau (Bolbometopon muricatum), atau yang oleh masyarakat lokal disebut sebagai ikan mami atau tabongkula. Ikan kakatua terbesar ini dikenal dengan gigi dan kepalanya yang kuat, mampu menggigit dan menghancurkan karang mati menjadi butiran pasir putih. Meski jarang terlihat, spesimen berukuran lebih dari satu meter masih sesekali dijumpai di perairan Obi.

Cerita peserta lomba yang berhasil menangkap ikan hiu macan juga membuktikan bahwa spesies ikan predator dapat tumbuh dan berkembang. Hal ini makin melengkapi bahwa ekologi kelautan di perairan Pulau Obi tetap terjaga dan terawat. Restorasi terumbu karang juga berhasil menumbuhkembangkan biota-biota laut lainnya.

Langkah nyata Harita Nickel menjaga ekosistem laut Pulau Obi sudah selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) terutama Pilar Pembangunan Lingkungan Poin 14 yaitu Ekosistem Lautan (Life Below Water), melindungi dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya laut, samudra, dan maritim untuk pembangunan berkelanjutan.

Tak hanya itu, Harita Nickel tampaknya sudah memahami prinsip dasar kelestarian lingkungan yaitu mengambil dari alam, mengembalikan ke alam.

Baca juga :

Artikel Terkait