Search
Close this search box.

Dari Slag, Lahir Bahan Material Bangunan Berkualitas

Jakarta, SenayanTalks – Material padat sisa peleburan berwarna abu-abu gelap kehitaman keluar dari mesin pabrik pengolahan feronikel yang berada di Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Nikel Kolaka PT Aneka Tambang Tbk (Antam), kecamatan Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Material tersebut disebut slag yang merupakan limbah sisa hasil proses pyrometallurgy pemisahan logam dari bijihnya.

Volume slag yang dihasilkan UBP Nikel Kolaka jumlahnya sangat banyak dan berbentuk bongkahan besar seukuran batu kali atau lebih besar. Jika dihancurkan atau diproses lebih lanjut, bisa berupa kerikil, pasir kasar, hingga bubuk halus. Slag nyaris menjadi limbah yang tidak bermanfaat hingga pekerja-pekerja Antam melahirkan inovasi mengubah slag menjadi beton yang dapat digunakan sebagai bahan baku material bangunan maupun infrastruktur lainnya.

Proses mengubah slag menjadi beton dilakukan dengan mencampur slag yang sudah berbentuk agregat dengan semen, pasir, kerikil, dan air serta formula khusus untuk menjaga daya ikat dan ketahanan beton. Inovasi ini diberi nama Pomalaa Beton (POTON). Hasilnya berupa batako, paving block, dan drainase precast. Semuanya terbuat dari bahan baku slag, limbah yang didaur ulang sehingga menjadi produk yang bermanfaat.

Pemanfaatan material slag menjadi produk bernilai tambah ini sudah mendapatkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan berdasarkan SK Menteri Lingkungan Hidup Nomor SK 127/MenLHK/Setjen/PLB.3/2/2019 tanggal 11 Februari 2019 tentang Perubahan Atas Keputusan MenLHK Nomor SK.610/ MenLHK/Setjen/PLB.3/8/2016 tentang Izin Pengelolaan Limbah B3 Untuk Kegiatan Pemanfaatan B3.

Mengutip Sustainability Report Antam Tahun 2020, penggunaan POTON saat ini masih digunakan di internal perusahaan. Di antaranya sebagai road base, yard base dan keperluan konstruksi yang memerlukan bahan beton yakni fasilitas olahraga karyawan, taman, penginapan tamu dan rumah dinas karyawan, pedestrian dan berbagai proyek pemeliharaan perusahaan lainnya.

Pada tahun 2020, produk beton pracetak berbahan slag dimanfaatkan dalam dua bentuk. Yakni batako sebanyak 108.385 buah dan paving block sebanyak 585.329 buah. Selain itu juga dimanfaatkan sebagai pengganti agregat (pasir dan kerikil). Hingga kini, hampir 1,14 juta ton slag feronikel yang telah dimanfaatkan kembali oleh Antam sebagai material bahan bangunan.

Pemanfaatan slag juga dapat memacu produktivitas sektor industri dan berperan sebagai penggerak roda ekonomi nasional. Bahkan di beberapa negara seperti Jepang, Amerika Serikat, dan negara-negara Uni Eropa slag nikel untuk aluminium dan tembaga tidak dikategorikan sebagai limbah B3 dan diperlakukan sebagai bahan baku material konstruksi.

Potensi besar

POTON memiliki lebih ekonomis karena memanfaatkan limbah slag yang jumlahnya melimpah. Secara teknis, kekuatannya juga teruji: lebih padat, tahan beban, dan lebih awet digunakan di daerah beriklim tropis seperti Sulawesi Tenggara.

Dari sisi biaya, penggunaannya lebih murah karena memanfaatkan bahan baku yang melimpah di sekitar tambang. Selain itu, POTON juga berkontribusi terhadap isu lingkungan. Limbah slag yang dulunya menumpuk dan berpotensi mengganggu ekosistem kini memiliki nilai tambah.

Bagi masyarakat, ini berarti biaya perawatan infrastruktur bisa ditekan. Bagi lingkungan, ini mengurangi tumpukan limbah tambang yang berpotensi mencemari ekosistem.

Meski saat ini POTON masih banyak digunakan untuk kebutuhan internal perusahaan, peluang untuk memperluas penggunaannya ke infrastruktur publik terbuka lebar. Pemerintah desa hingga kontraktor lokal bisa memanfaatkannya sebagai alternatif material konstruksi jalan, jembatan kecil, hingga fasilitas sosial.

Sungguh besar manfaatnya bila sekolah-sekolah, jalan desa, bahkan pasar rakyat bisa dibangun dengan material POTON yang kualitasnya terjamin dan lebih hemat biaya.

Bawa nilai tambah

Department Head of Corporate Communication MIND ID Pratiwa Dyatmika mengungkapkan inovasi mengubah slag menjadi beton yang disebut POTON merupakan bentuk nilai tambah yang diciptakan Antam sebagai anggota holding industri pertambangan MIND ID.

Pratiwa menyampaikan bahwa pertambangan ditujukan untuk memberi manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat dan membangun peradaban masa depan Indonesia.

Selain itu, upaya untuk mengoptimalkan kekayaan alam juga dibarengi dengan berbagai program keberlanjutan yang mampu menjaga lingkungan serta kekayaan sosial yang dimiliki masyarakat Indonesia.

Pratiwa mencontohkan, pertambangan batu bara di Ombilin yang sudah ditiadakan sejak tahun 2016. Dengan program pasca tambang yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan, warisan tambang batu bara di Ombilin masuk dalam daftar kekayaan adat UNESCO pada 2019.

Masyarakat Ombilin semakin mandiri dalam membangun ekonomi, dan kekayaan adat budayanya, sehingga mampu menarik banyak wisatawan bagi daerahnya.

“Kami konsisten mengoptimalkan sumber daya alam ini dengan mengelola dan meningkatkan nilai tambahnya. Dan tentunya diikuti dengan berbagai program keberlanjutan, agar memastikan manfaat tambang tetap dirasakan oleh masyarakat setelah operasional tambang, seperti di Ombilin,” kata Pratiwa saat sosialisasi pertama MediaMIND 2025 di Institut Teknologi Bandung (ITB) di Bandung pada Rabu (20/8).

Tak hanya Ombilin, inovasi Antam menyulap slag menjadi material bangunan POTON di Pomalaa menjadi bukti nyata kontribusi industri tambang memberi nilai tambah dan menjaga keberlanjutan lingkungan. Dengan mengubah limbah menjadi manfaat, Antam tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga menanamkan harapan bahwa keberadaan tambang bisa berdampak nyata pada masyarakat sekitar.

Ini contoh nyata konsep hilirisasi sekaligus circular economy. Limbah tidak lagi jadi masalah, tapi menjadi solusi. Dari limbah menjadi solusi masa depan.

Baca juga :

Artikel Terkait

Berita Sebelumnya