Jakarta, SenayanTalks – Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) menyerukan kepada seluruh pengelola media massa dan jurnalis di Indonesia untuk menjaga integritas informasi di tengah meningkatnya ketegangan antara aparat penegak hukum dan massa dalam beberapa pekan terakhir.
AMSI menegaskan, peran media arus utama sangat penting sebagai clearing house of information guna mencegah meluasnya misinformasi, disinformasi, hingga provokasi yang dapat memicu kekerasan.
“Media harus memastikan agar misinformasi dan disinformasi tidak meluas, serta menjaga agar percakapan publik tetap konstruktif dalam kerangka demokrasi,” demikian pernyataan resmi AMSI.
AMSI menilai media sebagai pilar keempat demokrasi memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga ekosistem informasi yang akurat, terpercaya, dan dapat diandalkan. Hal ini dinilai sangat vital di tengah krisis kepercayaan publik terhadap berbagai institusi.
Untuk itu, AMSI mengeluarkan tiga seruan penting :
- Media dan jurnalis wajib berkomitmen pada standar etika jurnalistik tertinggi dalam meliput aksi demonstrasi dan situasi terkini.
- Media harus menjaga integritas informasi, memastikan masyarakat hanya menerima berita faktual, terverifikasi, dan bebas dari manipulasi.
- Media wajib menerapkan disiplin verifikasi dan cek fakta, termasuk melawan hoaks, misinformasi, dan penyalahgunaan teknologi seperti deepfake dan konten berbasis AI.
Peran media dalam demokrasi
AMSI menegaskan, keberhasilan media menjalankan fungsinya dalam situasi tidak kondusif ini akan berdampak pada meningkatnya kepercayaan publik terhadap media arus utama.
“Integritas informasi adalah kunci menjaga kepercayaan publik dan demokrasi. Media harus bisa menjadi jangkar informasi yang akurat dan mencegah terjadinya provokasi yang bisa mengorbankan nyawa,” lanjut AMSI.
Dengan seruan ini, AMSI berharap seluruh anggotanya di berbagai daerah dapat menjadi garda terdepan dalam menghadirkan informasi yang benar, menyejukkan, sekaligus menjaga nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia di Indonesia.
Baca juga :