Search
Close this search box.

Sudah Kenal Mikrobiom? Ini Tugasnya Bagi Tubuh Manusia

Bogor, SenayanTalks – Tahukah Anda bahwa tubuh manusia bukan hanya tersusun dari sel, tetapi juga dihuni oleh miliaran mikroorganisme? Kumpulan mikroorganisme yang dikenal sebagai mikrobiom ternyata berperan besar menjaga kesehatan sejak lahir hingga akhir hayat.

Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University, Prof Antonius Suwanto, menjelaskan hal ini dalam tayangan IPB Podcast di kanal YouTube IPB TV bertajuk “Mikrobiom, Teman Sepanjang Hayat”.

“Tubuh kita dihuni berbagai mikroorganisme seperti bakteri, jamur, hingga yeast. Semua mikroorganisme yang berasosiasi dengan tubuh kita dan umumnya bermanfaat, itulah yang disebut mikrobiom,” ujar Prof Antonius.

Menurutnya, mikrobiom pertama kali hadir saat bayi lahir. Bayi yang lahir normal melalui vagina langsung mendapat transfer bakteri dari sang ibu. Paparan mikrobiom alami ini terbukti berhubungan dengan rendahnya risiko autisme maupun penyakit autoimun.

“Bakteri dari ibu itu penting. Berbeda dengan bayi yang lahir caesar, mereka tidak mendapatkan paparan mikrobiom alami sehingga berpotensi lebih rentan,” jelasnya.

“Metropolitan” bakteri

Prof Antonius menggambarkan usus besar sebagai “metropolitan bakteri”. Hampir separuh dari berat feses manusia merupakan bakteri. Bahkan, dalam satu gram feses bisa ditemukan hingga satu triliun bakteri.

Lebih mengejutkan lagi, mikrobiom usus juga berhubungan dengan kesehatan mental. Mikroorganisme di usus menghasilkan dopamin dan serotonin yang berperan penting pada fungsi otak. “Usus yang sehat akan mendukung otak yang sehat. Ada istilah happy tummy, happy life,” tambahnya.

Terlalu bersih tak selalu baik

Prof Antonius juga menekankan pentingnya interaksi dengan lingkungan. Anak-anak yang terbiasa bermain di lumpur atau air justru memiliki sistem imun lebih kuat dibandingkan mereka yang tumbuh di lingkungan sangat steril.

“Kalau terlalu higienis, sistem pertahanan tubuh tidak terlatih,” ujarnya.

Untuk menjaga keseimbangan mikrobiom, ia menyarankan pola makan sehat dengan makanan berserat dan produk fermentasi tradisional, seperti tempe, tape, atau yogurt. Serat berfungsi sebagai nutrisi bagi bakteri baik di usus, sementara makanan fermentasi langsung memasukkan mikroorganisme sehat ke tubuh.

Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak berlebihan menggunakan antiseptik atau desinfektan.

“Bakteri normal di kulit atau usus justru melindungi kita dari bakteri berbahaya. Kalau dibasmi berlebihan, bakteri jahat bisa mengambil alih,” jelasnya.

Prof Antonius menutup dengan pesan sederhana namun penting: mikrobiom adalah sahabat sejati tubuh manusia.

“Mikroorganisme itu bukan musuh, melainkan pelindung yang membuat kita sehat. Karena itu, jagalah keseimbangannya melalui pola makan, gaya hidup, dan interaksi dengan alam,” pungkasnya.

Baca juga :

Artikel Terkait

Berita Sebelumnya