Jakarta, SenayanTalks — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatat peningkatan produktivitas signifikan sepanjang Semester I-2025, seiring langkah strategis perusahaan dalam mempercepat transformasi kinerja dan optimalisasi armada operasional. Upaya ini dijalankan dengan dukungan penuh Pemerintah Indonesia melalui Danantara Indonesia.
Dalam paparan publik bersama investor dan analis keuangan pada Selasa (7/10), Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani menyampaikan bahwa perusahaan terus melanjutkan proses pemulihan dan efisiensi pasca restrukturisasi. Hasilnya mulai terlihat dari peningkatan pendapatan operasional dan efisiensi biaya di paruh pertama tahun ini.
“Di tengah beratnya tantangan perawatan armada pasca PKPU, Garuda Indonesia Group mampu mencatatkan produktivitas yang lebih tinggi meski dengan jumlah pesawat operasional lebih sedikit. Pendapatan per pesawat yang beroperasi juga meningkat dibanding tahun lalu,” ujar Wamildan Tsani.
Selama periode Januari–Juni 2025, pendapatan rata-rata per pesawat Garuda Indonesia naik 1,3 persen, dari US$15,68 juta menjadi US$15,88 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, Citilink Indonesia, anak usaha Garuda Group, mencatat pertumbuhan pendapatan rata-rata per pesawat sebesar 4,4 persen, dari US$10,99 juta menjadi US$11,47 juta.
Kinerja positif ini menunjukkan efektivitas strategi restrukturisasi rute penerbangan dan optimalisasi utilisasi armada yang diterapkan sejak awal 2025.
Selain peningkatan produktivitas per armada, pendapatan usaha konsolidasi (audited) pada Semester I-2025 juga mengalami pertumbuhan signifikan di segmen penerbangan tidak berjadwal (charter).
Nilai pendapatan charter mencapai US$205,84 juta, naik 15,66 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang sebesar US$177,96 juta.
Di sisi lain, beban usaha Garuda Indonesia berhasil ditekan menjadi US$1,50 miliar, lebih rendah dibandingkan US$1,53 miliar pada periode sebelumnya.
Meski demikian, profitabilitas grup masih tertekan akibat kewajiban keuangan jangka panjang pasca restrukturisasi yang berdampak pada laporan keuangan konsolidasi.
Salah satu fokus utama Garuda Indonesia saat ini adalah mengaktifkan kembali armada yang grounded agar dapat kembali beroperasi.
Keterbatasan jumlah pesawat aktif masih menjadi tantangan dalam memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat, baik di rute domestik maupun internasional.
Dengan dukungan Danantara Indonesia, hingga awal Oktober 2025 Garuda Group telah berhasil mengaktifkan lima armada Airbus A320 yang dioperasikan Citilink.
Tahap berikutnya, perusahaan menargetkan untuk merestorasi hingga 15 armada Citilink hingga akhir tahun 2025.
“Kami terus memperbaiki kinerja dengan meningkatkan kapasitas produksi dan fokus pada rute-rute yang lebih menguntungkan. Dengan dukungan Danantara, kami optimistis posisi ekuitas Garuda Indonesia akan kembali positif di akhir tahun,” tutur Wamildan.
Langkah transformasi yang dijalankan Garuda Indonesia Group mencakup restrukturisasi rute penerbangan, efisiensi biaya operasional, serta peningkatan layanan pelanggan.
Strategi ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan untuk menjaga keberlanjutan bisnis penerbangan nasional, sekaligus memperkuat daya saing Garuda Indonesia di pasar global.
Dengan peningkatan produktivitas dan efisiensi yang berkelanjutan, Garuda Indonesia optimistis dapat memperkuat posisi sebagai maskapai nasional unggulan dan mempercepat pemulihan pasca restrukturisasi
Baca juga :