Search
Close this search box.

Kemendag Dorong UMKM Mamin Tembus Pasar Paman Sam

Kabupaten Tangerang, SenayanTalks — Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) mendorong pelaku usaha makanan dan minuman (mamin) Indonesia untuk memperluas pasar ekspor ke Amerika Serikat (AS). Upaya ini dilakukan dengan memberikan pemahaman mengenai regulasi ekspor serta strategi penetrasi pasar yang efektif.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal PEN, Fajarini Puntodewi, dalam forum “Navigasi Tantangan Regulasi dan Optimalisasi Peluang Bisnis untuk Produk Makanan dan Minuman Indonesia Menembus Pasar AS” yang digelar di sela ajang Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Sabtu (18/10).

Menurut Puntodewi, industri mamin Indonesia memiliki potensi besar berkat kekayaan bahan baku lokal dan cita rasa khas nusantara. Namun, untuk menembus pasar AS, pelaku usaha harus memahami regulasi ketat dari lembaga seperti Food and Drug Administration (FDA) yang mengatur aspek keamanan pangan, label gizi, hingga proses produksi.

“Tantangan regulasi bukan hanya soal kepatuhan administratif, tetapi langkah strategis untuk membangun kepercayaan dan reputasi produk Indonesia di mata konsumen AS,” ujar Puntodewi.

Ia menambahkan, banyak pelaku UMKM memiliki produk berkualitas tetapi belum memahami pentingnya sertifikasi seperti FDA Registration, Nutrition Facts Labelling, HACCP, dan ISO 22000. Karena itu, forum bisnis seperti ini penting untuk membekali pelaku usaha agar siap bersaing di pasar ekspor.

Forum ini menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Kepala ITPC Los Angeles Kumara Jati, Kepala ITPC Chicago Dhonny Yudho Kusuma, Regulatory Advisor FDA Registrar Corp Agus Setiawan, serta Co-Owner 17.000 Flavors of Indonesia Abe Moiz. Moderator acara adalah Atase Perdagangan Washington DC Ranitya Kusumadewi.

Kumara Jati menjelaskan bahwa pasar AS memiliki peluang besar untuk produk mamin Indonesia, terutama melalui platform e-commerce yang semakin diminati konsumen. “Banyak perusahaan AS kini mencari sumber alternatif bahan baku dan produk dari negara-negara seperti Indonesia,” jelasnya.

Sementara itu, Dhonny Yudho menekankan bahwa produk berkelanjutan dan sehat semakin diminati di AS. Konsumen lebih memilih produk organik dan ramah lingkungan, yang memberikan peluang bagi produsen mamin Indonesia untuk menyesuaikan produknya.

Agus Setiawan dari FDA Registrar Corp juga memaparkan berbagai persyaratan ekspor, mulai dari registrasi FDA, label nutrisi, hingga prior notice untuk izin pengapalan. Ia menegaskan pentingnya pelaku usaha untuk bekerja sama dengan agen resmi FDA di AS agar proses ekspor berjalan lancar.

Salah satu pelaku UMKM asal Tegal, Diana Sucahyo, mengaku forum ini sangat bermanfaat karena membuka peluang kerja sama dengan pembeli dari AS. “Kami berharap pemerintah terus memfasilitasi UMKM agar bisa menembus pasar ekspor, terutama setelah kami memenuhi semua persyaratan,” ujarnya.

Berdasarkan data Kemendag, nilai ekspor produk makanan dan minuman Indonesia ke AS pada 2024 mencapai USD 1,02 miliar, naik 4,18% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara pada semester I-2025, ekspor mencapai USD 512,63 juta, meningkat 1,71% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Produk yang paling banyak diekspor ke AS antara lain udang kemasan (29,88%), nanas kemasan (7,42%), tuna kemasan (3,67%), biskuit manis (2,67%), gula-gula (1,78%), dan pasta (1,51%).

Dengan potensi pasar yang besar dan dukungan pemerintah, diharapkan pelaku usaha mamin Indonesia dapat memperluas ekspor dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global.

Baca juga :

Artikel Terkait

Berita Sebelumnya