Search
Close this search box.

HP Bantu Perluas Akses Teknologi dan Kesetaraan Digital Dunia

Jakarta, SenayanTalks — Untuk menjembatani kesenjangan digital global dan membangun masa depan dunia kerja, HP Inc. (NYSE: HPQ) dan HP Foundation meluncurkan Digital Equity Accelerator 2025 dan membuka pendaftaran untuk program ini. Tahun ini, Accelerator telah berevolusi untuk berfokus pada mempersiapkan kaum muda dan orang dewasa yang selama ini mengalami ketertinggalan digital dengan keterampilan penting yang diperlukan untuk berpartisipasi dan berkembang dalam ekonomi yang makin digital.

Organisasi nirlaba yang terpilih akan menerima hibah HP Foundation senilai $100.000 USD, teknologi HP (senilai ~$100.000 USD), dan dukungan terprogram selama enam bulan untuk meningkatkan skala solusi kesetaraan digital. HP menawarkan Accelerator kepada empat negara baru untuk lebih memperluas jangkauan geografis program. Untuk program tahun 2025, organisasi nirlaba di Yunani, Indonesia, Nigeria, dan Spanyol, termasuk organisasi yang menggunakan AI untuk memperbesar dampaknya, diundang untuk mendaftar. HP akan menerima pendaftaran hingga pukul 23.59 EST pada tanggal 12 Februari 2025.

“Di HP, kami percaya pada pemanfaatan teknologi untuk mendorong perubahan positif yang berkelanjutan, dan kami berdedikasi untuk menutup kesenjangan digital bagi kaum muda dan orang dewasa yang selama ini terputus dari akses digital agar mereka dapat meraih kesuksesan dalam ekonomi digital yang makin kompetitif,” ujar Michele Malejki, Global Head of Social Impact, HP Inc., sekaligus Direktur di HP Foundation.

Melalui Digital Equity Accelerator, HP membantu menciptakan dunia yang lebih adil lewat akses ke perangkat keras, konektivitas, literasi digital, dan konten berkualitas yang relevan. Accelerator membantu organisasi dalam memperkuat kapasitas dan meningkatkan dampak untuk solusi kesetaraan digital, terutama di kalangan orang-orang yang biasanya terkucilkan.

Sejak tahun 2022, alumni Accelerator telah mendorong kemajuan bagi banyak orang, antara lain memajukan kesetaraan digital bagi pendidik, perempuan, dan kaum muda yang mengalami ketertinggalan digital.

HP telah memilih negara secara strategis untuk mengatasi kesenjangan tertentu dalam kesetaraan digital. Negara-negara ini mewakili beragam tantangan dalam kesetaraan digital, sejalan dengan komitmen HP untuk mendukung inklusi digital secara global. Indonesia menjadi salah satu negara yang dipilih karena menurut data BPS untuk tahun 2023, 25,8% kaum muda Indonesia tergolong sebagai NEET (Not in Education, Employment, or Training) atau Tidak Sedang Mengenyam Pendidikan, Bekerja, atau Mengikuti Pelatihan, dengan kaum muda perempuan memiliki tingkat pengangguran dua kali lipat dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk mengatasi kesenjangan keterampilan digital dan memberdayakan generasi muda Indonesia agar dapat berkembang di era digital.

Kesenjangan digital yang makin lebar terus mengubah lanskap pendidikan dan ekonomi sehingga berdampak pada tenaga kerja masa depan dan inklusi masyarakat secara keseluruhan. Menurut laporan Global Education Coalition (GEC) (2024), masih ada tantangan yang signifikan di tengah kemajuan yaitu ketidaksetaraan digital, kurangnya pendidikan, kesenjangan gender dan regional.

Artikel Terkait