Cilacap, SenayanTalks — PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap resmi melakukan pengiriman perdana (lifting) produk Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan baku campuran Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah. Langkah ini menjadi tonggak penting dalam peta jalan pengembangan bahan bakar ramah lingkungan untuk industri penerbangan di Indonesia.
Direktur Utama KPI, Taufik Adityawarman, menyatakan bahwa 32 kiloliter Pertamina SAF disiapkan untuk penerbangan perdana bersama Pelita Air Services pada rute Jakarta–Denpasar pertengahan Agustus ini. “Proyek Green Refinery Cilacap ini adalah strategi percepatan transisi energi menuju bahan bakar terbarukan, dengan pengurangan emisi karbon hingga 84% dibandingkan avtur fosil,” ujarnya.
Pertamina SAF diproduksi melalui teknologi Co-Processing UCO menggunakan Katalis Merah Putih hasil inovasi dalam negeri, serta telah memenuhi standar internasional ASTM D1655 dan DefStan 91-091. Produk ini menjadi SAF pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang mengantongi sertifikasi ISCC CORSIA.
Tahap awal produksi menargetkan kapasitas 9 MB dengan komposisi 2–3% minyak jelantah. Selain pengiriman untuk penerbangan komersial, KPI akan menyalurkan 1,7 juta liter SAF ke Bandara Soekarno-Hatta melalui jalur laut.

Ekosistem energi hijau
Wakil Direktur Utama Pertamina, Oki Muraza, mengungkapkan bahwa Pertamina kini menjadi satu-satunya produsen SAF Co-Processing di ASEAN. “Kami berhasil memproses UCO hingga 3%, melampaui kemampuan lisensor internasional, dan membangun ekosistem SAF bersertifikat ISCC dari hulu ke hilir,” katanya.
Ekosistem ini melibatkan KPI, Pertamina Patra Niaga, dan Pelita Air Services. Patra Niaga akan menggandeng masyarakat dalam pengumpulan minyak jelantah melalui titik-titik di SPBU. Pelita Air akan menjadi maskapai pertama yang menggunakan Pertamina SAF secara komersial.
Pertamina SAF sejalan dengan target pemerintah menurunkan emisi karbon dan mencapai Net Zero Emission 2060. Komisaris Independen KPI, Prabunindya Revta Revolusi, menyebut inovasi ini memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional. “Emisi penerbangan global mencapai 2–4% dari total karbon dunia. Dengan SAF Pertamina, Indonesia kini punya daya tawar lebih kuat,” tegasnya.

Komisaris Utama Pertamina, Mochamad Iriawan, menambahkan bahwa Pertamina akan memperluas produksi SAF ke Kilang Dumai dan Kilang Balongan untuk memperkuat rantai pasok energi berkelanjutan.
Produksi Pertamina SAF dari minyak jelantah ini menjadi kado jelang HUT ke-80 Kemerdekaan RI, mencerminkan semangat kemandirian energi sekaligus komitmen pada keberlanjutan lingkungan.
Baca juga :