Jakarta, SenayanTalks – Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin gencar melakukan sosialisasi mengenai program wakaf saham kepada generasi muda, khususnya generasi Z dan milenial. Program ini merupakan inovasi dalam bentuk investasi sosial yang memungkinkan investor menyumbangkan sebagian sahamnya untuk kegiatan wakaf, yang hasilnya digunakan untuk kesejahteraan umat. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi anak muda dalam berinvestasi sambil tetap berkontribusi bagi sesama.
Perkembangan wakaf saham tersebut, disampaikan Kepala Pasar Modal Syariah BEI Irwan Abdalloh dalam forum Simposium Keuangan dan Ekonomi Syariah yang diselenggarakan Forum Jurnalis Wakaf dan Zakat Indonesia (Forjukafi) di Jakarta pada Kamis (26/9/2024). Irwan mengatakan 95 persen investor pasar modal itu ritel dan anak muda.
Anak-anak muda yang jadi investor di pasar modal, punya cita-cita kelak akan menjadi sultan. “Market ini yang kita garap. Supaya sadar ada filantropi di pasar saham,” katanya. Termasuk mengenalkan adanya wakaf saham.
Irwan menjelaskan MUI sudah mengeluarkan fatwa atau regulasi. Bahwa saham bisa juga untuk wakaf. Tantangan yang dihadapi di lapangan, masyarakat masih menilai bahwa wakaf itu harus berupa aset fisik. Padahal sudah sejak lama, negara membuat regulasi tentang wakaf uang. Selain itu juga wakaf saham.
Menurut Irwan wakaf saham sejatinya cukup simpel. Diantara skemanya adalah hasil dari penjualan saham, didistribusikan untuk wakaf. Dengan skema yang mudah tersebut, dia berharap ke depan semakin banyak investor yang ikut berwakaf lewat saham.
Dia mengapresiasi komunitas wartawan di Forjukafi. Karena bisa ikut berkontribusi dalam sosialisasi kepada masyarakat. Literasi untuk wakaf tunai saja, masih butuh diperkuat. Apalagi literasi mengenai wakaf saham, perlu semakin diperkuat lagi di masyarakat.