Search
Close this search box.

Bisnis Energi Terbarukan Makin Menjanjikan, ‘Bottom Line’ Pertamina NRE Positif

Bogor, SenayanTalks — Pertamina New and Renewable Energy (Pertamina NRE) membukukan kinerja positif pada semester I 2025, baik secara operasional maupun finansial. Hingga Juni 2025, kapasitas terpasang pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) yang dikelola mencapai 2.842,10 Megawatt (MW), dengan produksi listrik sebesar 4.226.027 MWh atau 55,4% dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025 sebesar 7.483.348 MWh.

Corporate Secretary Pertamina NRE, Dicky Septriadi, menjelaskan bahwa tingkat gangguan operasional (EFOR) hanya sebesar 0,12%, mencerminkan efisiensi dan manajemen risiko yang optimal.

“Tingkat gangguan rendah menunjukkan kinerja operasional yang efisien,” ujar Dicky pada acara Energy & Mining Editor Society (E2S) Retreat 2025 di Bogor, Sabtu (9/8/2025).

Dari sisi finansial, hingga Juni 2025 Pertamina NRE meraih pendapatan US$209,087 juta dengan laba bersih US$52 juta. Realisasi investasi mencapai US$153,8 juta pada periode yang sama.

Ekspansi bisnis EBT

Pertamina NRE terus memperluas lini bisnis EBT, termasuk panas bumi, energi surya, dan akuisisi strategis di luar negeri.

Unit bisnis panas bumi yang dikelola melalui PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) memiliki kapasitas total 727 MW. Pertamina NRE menjalin kerja sama dengan PLN untuk memanfaatkan potensi panas bumi, termasuk proyek di Hulu Lais yang akan langsung diserap pembangkit PLN.

Baru-baru ini, PGE menandatangani Head of Agreements dan Consortium Agreement dengan PLN Indonesia Power (PLN IP) untuk mengembangkan proyek Ulubelu Bottoming Unit 30 MW dan Lahendong Bottoming Unit 15 MW. Langkah ini menjadi strategi quick-win untuk mencapai target kapasitas panas bumi 1 GW dalam 2–3 tahun ke depan.

Pertamina NRE telah mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 345,2 MWp, sebagian besar berada di fasilitas Pertamina seperti lapangan migas Rokan, kilang, dan SPBU.

Selain itu, Pertamina NRE mengakuisisi 20% saham Citicore Renewable Energy (CREC), perusahaan PLTS asal Filipina. Kedua perusahaan akan mengembangkan proyek solar dan angin, Battery Energy Storage System (BESS), pengadaan modul panel surya, serta kolaborasi carbon credit di Indonesia dan Filipina.

“Langkah ini mempersiapkan kami untuk ekspansi pasar EBT, baik di dalam maupun luar negeri, demi memperkuat transisi energi Indonesia,” kata Dicky.

Dengan strategi ekspansi terintegrasi, efisiensi operasional, dan kemitraan internasional, Pertamina NRE menargetkan pertumbuhan signifikan di sektor energi bersih dalam beberapa tahun mendatang.

Baca juga

Artikel Terkait