Search
Close this search box.

Formasi Baru Komisaris dan Direksi Waskita Karya Bakal Terus Perkuat Kinerja Keuangan

Jakarta, SenayanTalks – PT Waskita Karya (Persero) Tbk resmi menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan agenda tunggal perubahan susunan pengurus perseroan. Langkah ini menjadi bagian dari strategi transformasi bisnis, penguatan tata kelola, serta upaya mendukung pemulihan kinerja keuangan perusahaan.

Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menegaskan bahwa perubahan kepengurusan merupakan bentuk komitmen perseroan agar tetap adaptif terhadap dinamika industri konstruksi.

“Perubahan ini bagian dari strategi jangka panjang Waskita untuk memperkuat fundamental perusahaan, meningkatkan sinergi, sekaligus memastikan pemulihan kinerja keuangan perseroan. Proses restrukturisasi tetap menjadi prioritas,” ujar Ermy, Rabu (20/8/2025).

Dalam RUPSLB ini, pemegang saham menyetujui perubahan susunan dewan komisaris, sementara jajaran direksi tetap dipimpin oleh Muhammad Hanugroho sebagai Direktur Utama.

Dewan Komisaris Waskita Karya 2025:

  • Komisaris Utama/Independen: Heru Winarko
  • Komisaris: Ade Abdul Rochim
  • Komisaris: Hasby Muhammad Zamri
  • Komisaris Independen: Aqila Rahmani
  • Komisaris Independen: Muhammad Harrirar Syafar
  • Komisaris Independen: Muhammad Abdullah Syukri

Direksi Waskita Karya 2025:

  • Direktur Utama: Muhammad Hanugroho
  • Direktur Keuangan: Wiwi Suprihatno
  • Direktur Business Strategic, Portfolio & Human Capital: Rudi Purnomo
  • Direktur Operasi I: Ari Asmoko
  • Direktur Operasi II: Dhetik Ariyanto

Ermy juga menyampaikan apresiasi atas kontribusi para komisaris dan direksi sebelumnya, termasuk Anton Rijanto yang telah berperan besar dalam memperkuat tata kelola, manajemen risiko, serta sistem Quality, Safety, Health, and Environment (QSHE).

Kinerja keuangan membaik

Seiring restrukturisasi dan efisiensi biaya, kinerja Waskita Karya pada kuartal II-2025 menunjukkan tren positif. Laba bruto naik 14,4% yoy menjadi Rp661,3 miliar, dari sebelumnya Rp578,2 miliar. Sedangkan beban keuangan turun 18,3% yoy dari Rp2,3 triliun menjadi Rp1,9 triliun. Adapun utang vendor past due turun 78,53% menjadi Rp267 miliar per Juni 2025.

Selain itu, perseroan masih mengelola 48 proyek aktif, meliputi sektor gedung, konektivitas, sumber daya air (SDA), serta engineering, procurement, and construction (EPC). Sejak 2015, Waskita telah menyelesaikan lebih dari 306 proyek strategis nasional, seperti Jalan Tol Cimanggis–Cibitung, Bendungan Temef, Renovasi Masjid Istiqlal, dan Jembatan Musi.

Ke depan, Waskita Karya akan fokus pada transformasi bisnis yang meliputi stabilitas keuangan melalui restrukturisasi, kembali pada core business sebagai kontraktor murni, menghindari proyek investasi non-inti, penguatan tata kelola dan manajemen risiko, dan peningkatan kompetensi SDM.

“Kami meyakini formasi kepengurusan baru ini akan memperkuat strategi bisnis Waskita Karya. Fokus kami tetap pada pembangunan infrastruktur untuk mendorong pemerataan ekonomi nasional,” tegas Ermy.

Dengan kepengurusan baru dan kinerja yang mulai pulih, Waskita Karya optimistis dapat terus menjadi salah satu BUMN Karya terdepan dalam mendukung pembangunan infrastruktur Indonesia.

Baca juga :

Artikel Terkait

Berita Sebelumnya