Search
Close this search box.

Gencatan Senjata Kemenangan Bagi Pejuang Palestina

Jakarta, SenayanTalks — Pemerintah Israel akhirnya menyetujui kerangka kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok Hamas, yang diharapkan menghentikan serangan di Jalur Gaza dalam waktu 24 jam serta membuka jalan bagi pembebasan sandera Israel dan tahanan Palestina. Keputusan ini diambil oleh kabinet Israel pada Jumat (10/10) dini hari, sehari setelah mediator internasional mengumumkan tercapainya perjanjian penting tersebut.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) Suhartono menyebut kesepakatan ini sebagai “kemenangan moral bagi rakyat dan pejuang Palestina” yang selama ini bertahan di bawah tekanan militer Israel.

“Kesepakatan gencatan senjata ini adalah bukti bahwa Israel tidak mampu mengalahkan semangat juang rakyat Palestina. Ini kemenangan bagi mereka yang terus berjuang demi kebebasan,” ujar Suhartono di Jakarta, Jumat (10/10).

Suhartono mengkritik keras tindakan militer Israel yang disebutnya telah melakukan kejahatan perang terhadap warga sipil Palestina, termasuk anak-anak. Ia menilai strategi Israel selama ini merupakan bentuk “pembunuhan perlahan secara sistematis” yang bertujuan menghapus identitas bangsa Palestina.

“Tujuan utama Israel adalah menghapuskan identitas Palestina dan menanamkan ketakutan yang tidak berkesudahan di Gaza,” tegasnya.

Ia juga menolak konsep solusi dua negara, yang menurutnya hanya memperkuat posisi Israel sebagai penjajah.

“Solusi dua negara hanyalah cara halus untuk mengakui keberadaan Israel. Faktanya, mereka tidak akan pernah mengakui kedaulatan Palestina,” tambah Suhartono.

Hamas simbol perlawanan Palestina

Lebih jauh, Suhartono menilai bahwa Hamas merupakan kekuatan utama yang masih mampu menahan agresi Israel. Ia menegaskan bahwa meskipun gencatan senjata disepakati, perjuangan rakyat Palestina belum berakhir.

“Gencatan senjata ini bukan akhir perjuangan. Hamas akan terus melawan hingga Palestina benar-benar bebas,” katanya.

Suhartono juga menyoroti minimnya kepedulian dunia internasional terhadap penderitaan rakyat Palestina. Menurutnya, meskipun sebagian besar negara Barat mendukung Israel, kini semakin banyak masyarakat dunia, termasuk di Amerika Serikat, yang mulai berpihak kepada Palestina.

“Hasil survei menunjukkan 60% warga Amerika kini lebih mendukung Palestina dibanding Israel. Ini tanda bahwa kebenaran mulai terungkap,” ujarnya.

Bantuan pangan

Selain menyuarakan dukungan politik, KNRP juga aktif menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza. Lembaga kemanusiaan Indonesia itu baru-baru ini mengirimkan 4.200 paket sembako bagi warga di utara Jalur Gaza serta membuka dapur umum di Khan Yunis yang melayani lebih dari 2.000 pengungsi di kamp Al-Mawasi.

“Kami fokus pada kebutuhan nyata rakyat Gaza—seperti susu dan bahan pangan—bukan bantuan yang hanya menarik perhatian media,” ujar Suhartono.

Ia menegaskan bahwa misi KNRP adalah mengurangi penderitaan warga Gaza yang hidup dalam blokade dan serangan militer Israel.

Suhartono menutup dengan menegaskan bahwa perjuangan rakyat Palestina bukan sekadar politik, melainkan hak untuk hidup di tanah air sendiri.

“Ini bukan hanya tentang Gaza, tapi seluruh Palestina. Kami ingin semua pengungsi bisa kembali ke tanah mereka,” pungkasnya.

Baca juga :

Artikel Terkait

Berita Sebelumnya