Jakarta, SenayanTalks – Di tengah ketegangan geopolitik global dan perang dagang yang kian tajam, ID FOOD menegaskan komitmennya dalam mempercepat program swasembada pangan nasional, terutama untuk komoditas strategis seperti gula, garam, dan susu.
Dalam acara Kagama Leaders Forum (KLF) Series #2 yang berlangsung di Gedung SLN Radio Republik Indonesia (RRI), Kamis (17/7), Direktur Komersial ID FOOD, Nina Sulistyowati, S.E., M.M., menekankan bahwa ketahanan pangan hanya bisa dicapai melalui sinergi lintas sektor.
“Kami tidak bisa berjalan sendiri. Swasembada hanya bisa tercapai dengan sinergi antar-BUMN, petani, nelayan, pemerintah, dan masyarakat,” ujar Nina.
Sebagai Holding BUMN Pangan yang berdiri sejak 2022, ID FOOD membawahi 15 anak usaha yang bergerak dari hulu ke hilir, mencakup sektor pertanian, perikanan, peternakan, gula, dan garam. Fokus utama ID FOOD saat ini adalah meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor yang masih tinggi.
Nina memaparkan bahwa impor gula konsumsi masih berada di angka 200 ribu ton per tahun. Untuk mengatasi hal ini, ID FOOD tengah membangun pabrik gula berkapasitas 6.000 TCD yang dijadwalkan mulai beroperasi pada 2026. Selain itu, ID FOOD bekerja sama dengan Perhutani untuk memanfaatkan lahan tidak produktif seluas 500 hektare guna memperluas lahan tanam tebu.
Pada sektor garam, target swasembada yang sebelumnya ditetapkan untuk 2028 kini dipercepat menjadi 2027 atas arahan Presiden RI. ID FOOD melakukan modernisasi fasilitas produksi serta membuka potensi baru di wilayah seperti NTT, yang diperkirakan mampu menghasilkan hingga 2,6 juta ton garam per tahun.
ID FOOD juga menyoroti tantangan besar dalam sektor susu nasional, di mana lebih dari 80% kebutuhan susu Indonesia masih diimpor. Oleh karena itu, perusahaan mendorong kemitraan dengan peternak lokal serta membenahi sistem distribusi agar produksi dalam negeri terserap optimal oleh pasar.
Melalui anak perusahaannya yang bergerak di sektor distribusi, ID FOOD berperan aktif dalam menjaga efisiensi rantai pasok pangan nasional. Program penyaluran beras SPHP dan berbagai bahan pangan strategis terus digencarkan bersama Perum Bulog guna menjaga harga pangan tetap terjangkau bagi masyarakat.
“Transformasi bukan hanya soal angka produksi, tapi menyangkut kualitas, efisiensi, dan keterjangkauan pangan nasional,” tambah Nina.
Baca juga :
Tiga Pilar Revolusi Pangan Ala Mentan: Teknologi, Keberanian, Konsistensi
Berburu Gadget dan Makan di Senayan Trade Center