Search
Close this search box.

Menag dan Pejabat UEA Bahas Sinergi Pengembangan Potensi Zakat dan Wakaf

Jakarta, SenayanTalks – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, bertemu dengan sejumlah pejabat Uni Emirat Arab (UEA) di Dubai untuk membahas penguatan kerja sama dalam pengembangan zakat dan wakaf. Pertemuan ini diadakan di sela-sela kunjungan Menag ke UEA dalam rangka mempererat hubungan kedua negara di sektor ekonomi syariah.

Potensi zakat di Indonesia mencapai Rp327 triliun. Namun, zakat yang terhimpun baru sekitar Rp33 triliun. Potensi wakaf di Indonesia juga sangat besar. Badan Wakaf Indonesia mencatat potensi aset wakaf di Indonesia mencapai Rp2.000 triliun. Sementara potensi wakaf uang mencapai Rp180 triliun.

“Besarnya potensi zakat dan wakaf di Indonesia menjadi concern kami untuk melakukan pengembangan bagi peningkatan kesejahteraan umat. Hal ini didiskusikan bersama Otoritas Urusan Islam, Wakaf, dan Zakat UEA,” sebut Menag Yaqut di Abu Dhabi, Kamis (26/9/2024).

Dalam diskusi yang berlangsung produktif, Menag Yaqut dan pejabat UEA berfokus pada potensi besar zakat dan wakaf sebagai pilar penting dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan umat. Kedua pihak sepakat bahwa sinergi antarnegara dalam pengelolaan zakat dan wakaf dapat memberikan dampak positif terhadap penanggulangan kemiskinan, pembangunan infrastruktur, dan peningkatan kualitas pendidikan serta kesehatan.

“Zakat dan wakaf memiliki peran signifikan dalam menciptakan kesejahteraan umat, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain yang menerapkan ekonomi syariah. Kami berharap, melalui kerja sama ini, kita bisa mengoptimalkan potensi zakat dan wakaf secara global,” ujar Menag Yaqut.

Ikut mendampingi juga, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin, Staf Khusus Menteri Agama bidang Hukum dan HAM Abdul Qodir, dan Juru Bicara Kemenag Sunanto.

Menag menjelaskan, UEA sudah banyak melakukan terobosan pengembangan zakat dan wakaf. Sejumlah program bahkan dikerjasamakan dengan Kementerian Agama, misalnya pengiriman imam masjid, daurah pendakwah, dan pembangunan masjid.

Sejak 2019, Indonesia telah mengirim 140 imam masjid ke UEA. Program ini tidak hanya mempererat hubungan kedua negara, tetapi juga merupakan kontribusi signifikan Indonesia dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran.

Artikel Terkait