Search
Close this search box.

Pegadaian dan PNM Berdayakan Difabel Bantul Lewat Pelatihan Membatik dan Pemasaran Digital

Jakarta, SenayanTalks – PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua anggota holding Ultra Mikro BRI Group, menggelar pelatihan membatik dan pemasaran digital untuk 50 penyandang disabilitas di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, pada Senin (7/7). Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) untuk mendorong inklusivitas ekonomi dan pemberdayaan kelompok rentan.

Pelatihan berlangsung di Markas Komunitas Difabelzone Yogyakarta Bajang, Wijirejo, Pandak. Selain pelatihan membatik, peserta juga dibekali dengan keterampilan pemasaran digital, literasi keuangan, dan manajemen usaha agar dapat mengembangkan bisnis secara mandiri.

“Harapannya kelompok difabel bisa mendapatkan peluang ekonomi digital dan menciptakan mata pencaharian berkelanjutan. Kami juga mendorong mereka untuk mulai menabung atau berinvestasi, terutama dalam bentuk emas,” ujar Mushonif, Deputi Bisnis PT Pegadaian Area Yogyakarta.

Sebagai bagian dari program, PT Pegadaian juga menyerahkan bantuan alat produksi seperti mesin jahit dan mesin bross secara bertahap. Bantuan ini diberikan untuk mendukung keberlangsungan usaha komunitas difabel di Bantul, sekaligus mendorong produktivitas dan kemandirian ekonomi mereka.

“Bantuan ini disesuaikan dengan progres pendampingan dan kebutuhan usaha mereka. Kami salurkan secara bertahap sebagai bagian dari kegiatan TJSL,” tambah Mushonif.

Pelatihan ini tidak hanya fokus pada aspek ekonomi, tapi juga berkontribusi terhadap pelestarian budaya lokal melalui batik. Dengan kombinasi kearifan lokal dan teknologi digital, para difabel didorong untuk menjangkau pasar yang lebih luas secara online maupun offline.

Pemimpin PT Pegadaian Kanwil XI Semarang, Edy Purwanto, menyebut bahwa kegiatan ini mencerminkan komitmen sosial perusahaan terhadap kelompok marginal.

“Pegadaian tidak hanya berfokus pada bisnis, tapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat luas,” ujar Edy.

Program ini sejalan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), di antaranya pendidikan berkualitas melalui pelatihan vokasi bagi difabel, pekerjaan layak, mengurangi ketimpangan, konsumsi dan produksi bertanggungjawab, dan kemitraan untuk mencapai tujuan.

“Kami ingin komunitas difabel tidak hanya bertahan secara ekonomi, tapi juga tumbuh menjadi pelaku usaha yang mandiri dan berdaya saing,” tegas Edy.

Baca juga :
Pegadaian Wujudkan Liburan Ceria Tanpa Ganggu Anggaran
Berburu Gadget dan Makan di Senayan Trade Center

Artikel Terkait