Search
Close this search box.

Pelatihan CoE Alor Meningkatkan SDM Pengelola Kawasan Konservasi Laut

Kalabahi, SenayanTalks – Universitas Tribuana Kalabahi kembali menyelenggarakan Pelatihan Center of Excellence (CoE) Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut bekerja sama dengan UPTD Taman Perairan Kepulauan Alor dan WWF-Indonesia. Kegiatan berlangsung pada 16–21 Juni 2025 di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, sebagai upaya memperkuat kapasitas pengelolaan kawasan konservasi laut berkelanjutan.

Pelatihan CoE Taman Perairan Kepulauan Alor ini merupakan siklus ke-2 sejak diresmikan tahun 2022 melalui SK Rektor Universitas Tribuana Kalabahi Nomor 47 Tahun 2022. Program ini bertujuan membangun kapasitas lokal dan nasional dalam pengelolaan kawasan konservasi laut secara partisipatif, berbasis pengetahuan lokal, dan sesuai standar nasional serta sertifikasi profesi kelautan.

Tahun ini, pelatihan melibatkan 19 narasumber dari kelompok nelayan, pembudidaya rumput laut, lembaga adat, dan komunitas pegiat lingkungan seperti Kelompok Nelayan Kokar, Forum Rumput Laut Alor, Nautika Foundation, serta Plastic Free Ocean Network. Dukungan juga datang dari Dinas Kelautan dan Perikanan Alor dan Bappelitbang Kabupaten Alor.

Sebanyak 25 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk NTT, Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kepulauan Riau mengikuti pelatihan. Pendekatan pelatihan terdiri dari 70% praktik lapangan dan 30% teori untuk memastikan pemahaman menyeluruh terhadap kondisi nyata di lapangan. Sejak 2022, total 47 peserta telah mengikuti pelatihan ini.

Pelatihan ini mengusung empat laboratorium pembelajaran yang mencakup Laboratorium Komunitas: pengelolaan sumber daya berbasis masyarakat; Laboratorium Korporasi: praktik bisnis kelautan berkelanjutan; Laboratorium Tata Kelola: penerapan EAFM dan EAA; Laboratorium Biodiversitas: pemantauan dan evaluasi ekosistem laut.

Dukungan Pemerintah dan WWF-Indonesia

Bupati Alor, Iskandar Lakamau, menyampaikan bahwa sektor kelautan menjadi prioritas pembangunan Alor. “Penguatan kapasitas SDM pengelola kawasan laut sangat penting untuk keberlanjutan. CoE ini akan jadi fondasi strategi ‘Gerbang Timur Kabupaten Alor’,” ujarnya.

WWF-Indonesia, melalui Kusnanto, Project Leader Lesser Sunda Subseascape, menegaskan dukungannya terhadap pengembangan CoE berbasis praktik lapangan yang terintegrasi dengan kurikulum sertifikasi profesional kelautan berbasis SKKNI.

Salah satu peserta, Monika Bataona dari Pokmaswas Sandominggo Larantuka, mengatakan, “Materi pelatihan ini sangat relevan bagi kami. Ilmu yang kami bawa pulang akan membantu keberlanjutan organisasi dan ekosistem di komunitas kami.”

Jahved Ferianto Maro, Manager CoE Universitas Tribuana Kalabahi, berharap pelatihan ini dapat menjadi agenda tahunan dan berkembang menjadi pusat rujukan regional dalam inisiatif Coral Triangle Initiative (CTI).

“Dengan kurikulum yang terus diperbarui dan praktik lapangan nyata, CoE Alor berkomitmen mencetak SDM unggul untuk mendukung pengelolaan kawasan konservasi laut Indonesia yang lebih efektif dan berkelanjutan,” tegas Jahved.

Baca juga :
Air Sisa Proses Tambang Emas Martabe Selalu Patuhi Baku Mutu
Berburu Gadget dan Makan di Senayan Trade Center

Artikel Terkait