Search
Close this search box.

Pengobatan Kalajengking Masih Tahap Penelitian

Bogor, SenayanTalks – Kalajengking masih dianggap sebagai obat tradisional oleh sebagian masyarakat Indonesia. Menanggapi hal ini, dr. Widya Khairunnisa Sarkowi, seorang dosen dari Fakultas Kedokteran IPB University, menegaskan bahwa mengonsumsi kalajengking secara langsung sangat berbahaya dan tidak dianjurkan.

Meskipun dalam pengobatan tradisional Tiongkok spesies tertentu seperti Chinese scorpion (Buthus martensii Karsch) telah digunakan untuk mengobati stroke dan rematik selama ribuan tahun, namun spesies kalajengking di Indonesia berbeda.

Widya menjelaskan bahwa penelitian modern telah menemukan zat aktif dalam racun kalajengking yang dapat memengaruhi saluran ion dalam sel saraf dan otot. Efeknya beragam, mulai dari pereda nyeri, antikejang, hingga potensi antikanker.

“Penelitian dari Sigilipu pada tahun 2022 menunjukkan bahwa peptida dari kalajengking Indonesia dapat menghambat saluran kalium. Ini mungkin bermanfaat untuk penyakit autoimun seperti lupus,” ujar Widya.

Meskipun potensi medisnya ada, Widya mengingatkan bahwa mengonsumsi kalajengking utuh dapat menyebabkan keracunan. Gejalanya bisa berupa nyeri hebat, pembengkakan, gangguan saraf, bahkan masalah serius pada jantung dan pernapasan.

“Secara umum, risiko keracunan jauh lebih besar dibandingkan potensi manfaatnya jika dikonsumsi tanpa pengolahan ilmiah,” tegasnya.

Widya juga menekankan bahwa proses penelitian yang panjang, dari laboratorium hingga uji klinis, harus dilakukan sebelum suatu zat dinyatakan aman dan bermanfaat untuk manusia. Hingga saat ini, bukti ilmiah untuk kalajengking lokal masih sangat terbatas dan berada pada tahap awal penelitian.

Sebagai akademisi, Widya menyarankan masyarakat untuk tidak menggunakan kalajengking sebagai obat secara sembarangan.

Baca juga :

Artikel Terkait

Berita Sebelumnya