Search
Close this search box.

PTAR Hadirkan Workshop Ecobrick Berbasis Masyarakat Lokal

Batang Toru, SenayanTalks — PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe di Tapanuli Selatan, meluncurkan program lingkungan bertajuk “Aksi Bikin Ecobrick dari Hati untuk Bumi” di Desa Garoga, Kecamatan Batang Toru, Sumatra Utara. Inisiatif ini menargetkan pengumpulan dan pemanfaatan 10.000 botol plastik menjadi ecobrick, sebagai bagian dari upaya pengurangan sampah plastik dan penguatan ekonomi sirkular berbasis komunitas.

Program ini menjadi bagian dari peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 yang mengusung tema global “Beat Plastic Pollution”, sekaligus wujud nyata komitmen perusahaan terhadap prinsip keberlanjutan dan pengelolaan lingkungan.

Menurut Rahmat Lubis, General Manager Operations & Deputy Director Operations PT Agincourt Resources (PTAR), kegiatan ini merupakan bagian dari kampanye besar perusahaan bertajuk Living in Harmony, yang berfokus pada keseimbangan antara operasional tambang, pelestarian lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat.

“Kami mendukung target nasional pengelolaan 50% sampah pada 2025 dan 100% pada 2029. Program ecobrick ini diharapkan bisa memperkuat kesadaran masyarakat sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari limbah plastik,” jelas Rahmat.

Sebagai langkah awal, PTAR menggandeng empat bank sampah binaan—Gocap, Satahi, Naposo Hamubaon, dan Rap Hita Paias—yang akan mendapatkan pelatihan produksi ecobrick selama 6 hingga 8 bulan. Pelatihan ini didampingi oleh mitra lingkungan Waste4Change dan Bank Sampah Yamantab.

Peluncuran program ecobrick diikuti oleh Workshop Kreatif Kelola Lingkungan pada 3 Juli 2025 di Sopo Daganak, Batang Toru. Workshop ini melibatkan sekolah Adiwiyata, komunitas peduli lingkungan, serta mitra bank sampah, dan berfokus pada praktik langsung membuat ecobrick dari limbah botol plastik.

PTAR juga mengedukasi masyarakat soal pentingnya pengelolaan sampah terintegrasi, sejalan dengan berbagai inisiatif lingkungan yang telah dijalankan perusahaan sejak Tambang Emas Martabe beroperasi pada 2011.

PTAR telah membangun fasilitas waste sortation facility (WSF) untuk memilah dan mengolah limbah di lingkungan tambang. Dalam satu tahun terakhir (Juni 2024–Mei 2025), 71% dari total sampah yang dikumpulkan berhasil didaur ulang atau dijual kembali. Sampah plastik, organik, dan anorganik dikelola menjadi produk bernilai ekonomi seperti eco enzyme, maggot, kompos, dan furnitur daur ulang

Sebagai bentuk komitmen mengurangi limbah plastik, PTAR sejak dua tahun lalu telah melarang penggunaan botol plastik sekali pakai oleh karyawan dan kontraktor. Seluruh staf diwajibkan menggunakan botol isi ulang saat bekerja.

Dalam rangkaian kegiatan lingkungan, PTAR juga menebar 1.000 bibit ikan jurung di Lubuk Larangan Desa Garoga dan menanam 500 pohon produktif, seperti aren, durian, matoa, alpukat, manggis, dan jengkol.

Dipilih sebagai lokasi peluncuran program, Desa Garoga merupakan pemenang Lomba Desa Ramah Lingkungan PTAR 2024. Desa ini dinilai unggul dalam pengelolaan bank sampah, budidaya tanaman obat keluarga, dan konservasi perairan Sungai Garoga.

Gus Irawan, Bupati Tapanuli Selatan, menyambut baik inisiatif PTAR dalam mendukung pengurangan sampah plastik dan pelestarian ekosistem.

“Pengurangan plastik dan penanaman pohon adalah investasi jangka panjang untuk masa depan anak cucu kita. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta adalah kunci untuk lingkungan yang lebih bersih,” ujar Gus.

Baca juga :
Air Sisa Proses Tambang Emas Martabe Selalu Patuhi Baku Mutu
Berburu Gadget dan Makan di Senayan Trade Center

Artikel Terkait