Jakarta, SenayanTalks — Dalam 299 hari masa pemerintahannya, Presiden Prabowo Subianto telah merealisasikan pembangunan 100 Sekolah Rakyat yang dikhususkan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu. Program ini akan terus diperluas dengan target 200 sekolah pada tahun 2026 dan 300 sekolah pada tahun 2027.
Dalam Pidato Kenegaraan di Gedung MPR/DPR, Jumat (15/8/2025), Presiden Prabowo menegaskan bahwa Sekolah Rakyat hadir untuk menjamin akses pendidikan berkualitas bagi masyarakat miskin. “Sekolah Rakyat kami bangun agar setiap anak dari keluarga tidak mampu dapat belajar tanpa hambatan,” ujarnya.
Presiden juga menyampaikan standar kelayakan fasilitas yang harus dimiliki setiap siswa. “Anak yang bersekolah di Sekolah Rakyat harus punya kasur, selimut, komputer, dan meja belajar sendiri agar dapat tumbuh di lingkungan yang baik,” tegasnya.
Program ini menyasar anak dari keluarga di kelompok Desil 1 (miskin ekstrem) dan Desil 2 (miskin) yang termasuk 20% penduduk Indonesia dengan pendapatan terendah. Tidak hanya pendidikan, keluarga siswa penerima manfaat juga mendapat dukungan sosial, termasuk renovasi rumah tidak layak huni serta bantuan sosial.
“Dengan begitu, anak-anak bisa belajar lebih baik, sementara keluarganya juga terbantu. Mereka bisa graduate, keluar dari jerat kemiskinan,” kata Prabowo.
Sekolah Rakyat resmi dimulai pada 14 Juli 2025 sebagai implementasi Asta Cita keempat, yang menempatkan pendidikan sebagai kunci pembebasan sosial agar kemiskinan tidak diwariskan lintas generasi. Program ini juga berlandaskan Pasal 28C dan 31 UUD 1945 serta UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Presiden menekankan, program Sekolah Rakyat harus berbasis data, tepat sasaran, dan berpihak pada kelompok masyarakat yang selama ini terhambat secara ekonomi maupun sosial.
Baca juga :