Search
Close this search box.

SKK Migas Dorong Media Daerah Dukung Pemberitaan Seimbang Industri Hulu Migas

Tangerang Selatan, SenayanTalks – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menegaskan pentingnya peran media daerah dalam menyampaikan pemberitaan yang seimbang dan berbasis fakta mengenai kegiatan industri hulu migas di Indonesia.

Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D Suryodipuro, dalam acara edukasi media daerah yang digelar di Serpong, Tangerang Selatan. Kegiatan ini diinisiasi oleh sejumlah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) seperti bp Indonesia, ExxonMobil, Mubadala Energy, dan INPEX Indonesia, serta didukung oleh SKK Migas dan Indonesia Business Post.

Menurut Hudi, media lokal memiliki peran strategis tidak hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai penangkal disinformasi yang berpotensi menghambat proyek hulu migas.

“Jika terjadi disinformasi yang menyebabkan proyek tertunda, masyarakat lokal adalah pihak yang paling dirugikan karena tertunda menikmati manfaat pembangunan,” jelas Hudi.

Ia juga menekankan bahwa edukasi ini bertujuan meningkatkan literasi energi, khususnya mengenai perbedaan antara sektor hulu dan hilir migas, serta pentingnya penyederhanaan istilah teknis agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat luas.

Hudi menyoroti sejumlah tantangan global yang turut mempengaruhi perkembangan industri migas nasional, seperti konflik geopolitik, transisi energi, dan perubahan iklim. Meski begitu, ia menilai situasi ini membuka peluang besar bagi pengembangan investasi hulu migas, termasuk proyek-proyek berkelanjutan seperti Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).

Dalam kesempatan yang sama, Hudi mengutip buku Etika Jurnalisme Migas karya Agus Sudibyo, yang menekankan pentingnya integritas, akurasi, dan kedalaman liputan dalam pemberitaan sektor energi.

“Media memiliki tanggung jawab untuk menerjemahkan isu teknis migas menjadi informasi yang mudah dicerna publik,” tambahnya.

Dalam sesi edukasi tersebut, hadir pula sejumlah narasumber lain, antara lain A. Rinto Pudyantoro (Pengamat Energi dan Dosen Universitas Pertamina), Bobby Permana (Senior Policy Analyst Dirjen Migas Kementerian ESDM), Anggit Raksajati, Ph.D. (Dosen ITB), dan Pri Agung Rahmanto (Petrominer Institute).

Para narasumber membahas beragam isu strategis, mulai dari mekanisme kontrak kerja sama seperti Production Sharing Contract (PSC), skema cost recovery dan gross split, hingga isu Participating Interest (PI) dan dana bagi hasil daerah, yang kerap menjadi sorotan media lokal.

Kegiatan edukasi ini merupakan bagian dari rangkaian persiapan menuju IPA Convex 2025, sebuah ajang bergengsi yang mempertemukan pemangku kepentingan industri energi nasional dan internasional.

Artikel Terkait