Search
Close this search box.

SKK Migas Targetkan 60 Wilayah Kerja Baru

Jakarta, SenayanTalks – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkuat sinergi dengan investor global melalui IPA Special Session: Building Partnership – Indonesia Oil And Gas Investment, bagian dari rangkaian IPA Convex 2025 yang berlangsung di Indonesia Convention & Exhibition (ICE) BSD, Rabu (21/5).

Acara ini menjadi momentum penting untuk mempromosikan potensi investasi hulu migas Indonesia di tengah dukungan penuh pemerintah terhadap iklim investasi melalui pembenahan regulasi, penguatan konektivitas data, dan kebijakan fiskal yang fleksibel. Semua ini diarahkan untuk mendukung target ketahanan energi nasional, sejalan dengan ASTA CITA Presiden Prabowo.

Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menyampaikan bahwa nilai investasi di sektor hulu migas terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Aktivitas eksplorasi dan pengembangan menunjukkan pemulihan signifikan, dan sejumlah penemuan migas terbaru menjadikan Indonesia sebagai hot spot eksplorasi di Asia Tenggara dan dunia.

“Pemerintah menargetkan penawaran 60 wilayah kerja (WK) migas baru dalam dua tahun ke depan sebagai langkah menjaga keberlanjutan pasokan energi nasional dan memperluas peluang investasi global,” jelas Djoko.

Djoko juga menegaskan komitmen SKK Migas untuk menjadi mitra yang proaktif dan responsif bagi para investor. “Kepercayaan investor adalah dorongan besar bagi kami untuk membangun industri migas yang inklusif, efisien, dan kompetitif,” ujarnya.

Djoko juga mengapresiasi para operator dan investor yang telah berpartisipasi aktif dalam eksplorasi migas Indonesia. Beberapa operator dan investor yang terlibat dan hadir, yaitu Pertamina, ExxonMobil, Petronas, Eni, BP, Posco, Woodside, Medco, Shell, Total, SK Earthon, EnQuest, ARAR Petrol A.S. (Impression Ventures AG), PETROS, JOGMEC, Dialog, Valeura,Petrochina, CNOOC, SINOPEC, INPEX, Zarubezhneft, KUFPEC, PTTEP, dan JAPEX.

Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Rikky Rahmat Firdaus, mengungkapkan bahwa dari 128 cekungan sedimen di Indonesia, hanya 20 yang telah berproduksi dan 27 lainnya sudah ditemukan hidrokarbon, namun belum dikembangkan.

“Cadangan migas Indonesia saat ini sekitar 9 BBOE. Untuk meningkatkan produksi dan penemuan baru, dibutuhkan investasi masif di wilayah kerja baru dan cekungan belum tergarap.”

Rikky menjelaskan bahwa ada tiga mekanisme utama dalam investasi hulu migas di Indonesia saat ini yaitu open area: mengajukan usulan wilayah kerja baru di area terbuka; farm-in: menjadi mitra pada wilayah kerja existing yang membuka data untuk kolaborasi (disclosed data); strategic partnership: kerja sama operator existing dengan investor lain tanpa mengubah participating interest, guna mengembangkan lapangan eksplorasi.

“SKK Migas siap menjadi fasilitator aktif dengan menyediakan data terbuka, PIC wilayah kerja, serta mempermudah komunikasi langsung antar investor dan operator,” tambah Rikky.

SKK Migas memastikan dukungan penuh melalui ketersediaan data eksplorasi, koordinasi antarlembaga, dan promosi potensi investasi migas Indonesia. Regulasi untuk mendukung kemitraan strategis juga tengah dalam tahap akhir dan akan segera diberlakukan.

“Kolaborasi kuat adalah kunci untuk mewujudkan ketahanan energi dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” tegas Rikky.

Artikel Terkait