Jakarta, SenayanTalks – Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (APTRINDO) menyampaikan pernyataan tegas menanggapi komentar Menteri Perhubungan dalam diskusi bersama pers terkait penanganan kendaraan Over Dimension and Over Load (ODOL). APTRINDO menilai pernyataan Menteri tidak mencerminkan pendekatan yang komprehensif dan justru berpotensi menyudutkan pelaku usaha angkutan barang nasional.
APTRINDO menyayangkan retorika yang kembali disampaikan Menteri Perhubungan mengenai keselamatan lalu lintas dan korban kecelakaan akibat kendaraan ODOL. Menurut APTRINDO, narasi tersebut tidak diiringi dengan strategi nyata atau solusi sistemik yang mempertimbangkan dampak ekonomi bagi pengusaha logistik.
“Fokus semata pada aspek keselamatan, tanpa menyentuh akar masalah seperti dimensi kendaraan dari pabrik atau tanggung jawab pemilik barang, hanya memperbesar ketimpangan dan keresahan di lapangan,” ujar perwakilan APTRINDO.
Dalam forum tersebut, hadir seorang individu yang disebut sebagai pengusaha truk dan menyampaikan pendapat yang dianggap tidak merepresentasikan kenyataan di lapangan. APTRINDO menegaskan bahwa individu tersebut bukan anggota asosiasi dan tidak mewakili suara mayoritas pengusaha truk nasional.
“Komentar personal tanpa pemahaman terhadap beban operasional nyata pengusaha truk hanya akan menyesatkan arah kebijakan publik,” tegas APTRINDO.
Tidak dilibatkan
APTRINDO juga mengkritisi Kementerian Perhubungan karena hingga kini belum pernah melibatkan APTRINDO secara resmi dalam penyusunan kebijakan strategis penanganan ODOL. Padahal, APTRINDO merupakan asosiasi yang menaungi sebagian besar pelaku usaha angkutan barang di Indonesia, dengan struktur organisasi yang jelas dan anggota yang terverifikasi.
“Pengabaian terhadap asosiasi resmi justru membuka ruang bagi disinformasi dari kelompok yang tidak representatif,” kata APTRINDO.
Penanganan ODOL, menurut APTRINDO, tidak dapat dilakukan secara sepihak. Semua pihak dalam rantai logistik, termasuk pemilik barang, perlu dilibatkan untuk menyusun kebijakan yang adil dan efektif.
“Dimensi dan muatan truk kerap kali ditentukan sejak awal oleh pemilik barang. Jika hanya pengemudi dan pengusaha angkutan yang dibebani tanggung jawab, maka solusi tidak akan pernah tuntas,” ujar APTRINDO dalam pernyataannya.
Meski menyayangkan sejumlah pernyataan dan kebijakan sepihak, APTRINDO menegaskan komitmennya untuk menjadi mitra strategis pemerintah dalam penanganan ODOL. APTRINDO mendukung solusi yang adil, berbasis data, melibatkan semua pihak, serta mengarah pada sistem transportasi barang yang aman dan efisien.
Baca juga :
Bus Trans Jatim Telah Memperluas Layanan Transportasi Umum
Berburu Gadget dan Makan di Senayan Trade Center