Bogor, SenayanTalks – Prokrastinasi atau kebiasaan menunda pekerjaan menjadi tantangan serius di kalangan generasi Z (Gen Z) yang kini mendominasi usia produktif. Kebiasaan ini bukan hanya memengaruhi produktivitas, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental dan kualitas hidup mereka.
Dr Melly Latifah, dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University, mengungkapkan bahwa prokrastinasi bukan sekadar soal kemalasan.
“Masalah ini berkaitan dengan kesulitan mengelola emosi, motivasi, dan kecemasan terhadap tugas,” jelasnya dalam program IPB Pedia yang tayang di kanal YouTube IPB TV.
Menurut Dr Melly, setidaknya ada tiga faktor utama yang membuat Gen Z rentan mengalami prokrastinasi:
- Lingkungan digital: Sejak lahir, Gen Z sudah terbiasa hidup dengan teknologi yang menawarkan distraksi tinggi.
- Pola asuh permisif: Kurangnya batasan dalam keluarga bisa memicu minimnya rasa tanggung jawab.
- Tekanan sosial: Gen Z menghadapi tekanan unik dari media sosial dan ekspektasi lingkungan.
Jika dibiarkan, prokrastinasi bisa menciptakan siklus ketidakberdayaan, memicu stres, bahkan gangguan kecemasan kronis.

Dr Melly menekankan pentingnya dukungan sosial dari lingkungan terdekat, baik keluarga, guru, maupun teman sebaya:
- Orang tua: Sebaiknya menerapkan pola asuh otoritatif, yakni disiplin yang mendidik dan penuh empati.
- Guru: Diharapkan memberikan tugas secara bertahap, bukan mendadak, agar siswa tidak kewalahan.
- Teman sebaya: Bisa menjadi accountability partner atau mitra akuntabilitas untuk saling mendukung.
“Menurut saya, penting sekali peran social support dari orang tua, guru, dan teman,” kata Dr Melly.
Dr Melly juga memberi semangat kepada Gen Z agar tidak merasa gagal saat mengalami prokrastinasi.
“Anda bukan pemalas dan bukan generasi gagal. Anda hanya sedang berjuang melawan siklus yang sebenarnya bisa diputus,” tegasnya.
Ia mengingatkan, progres lebih penting daripada kesempurnaan.
“Kamu tidak sendirian. Minta dukungan dan lakukan satu hal kecil mulai hari ini,” ujarnya memberi semangat.
Dengan pendekatan yang tepat, kesadaran diri, dan dukungan dari lingkungan, prokrastinasi dapat diatasi. Gen Z pun bisa menggali potensi terbaik mereka untuk masa depan yang lebih cerah.
Baca juga :
Cek Kesehatan Gratis, Deteksi Awal Potensi Penyakit
UI dan PT KAI Gelar Skrining Anemia dan Layanan Kesehatan Gratis untuk Warga Suku Baduy