Konya, SenayanTalks – Turki berhasil membangun industri pertahanan yang mandiri dan kuat melalui optimalisasi wakaf. Negara tersebut kini menempati peringkat ke-9 Global Firepower Index 2025 dari 145 negara, menjadikannya salah satu kekuatan militer terdepan di dunia.
Kunci keberhasilan ini disampaikan oleh Prof. Murat Cizakca, pakar ekonomi Islam terkemuka dalam pembukaan The 3rd Karatay International Conference on Islamic Economics and Finance di Konya, Turki, Rabu (16/7).
“Wakaf telah menjadi instrumen penting dalam membangun industri pertahanan modern Turki, terutama sejak Krisis Siprus 1963-1964,” ungkap Murat.
Krisis Siprus menjadi titik balik sejarah militer Turki, ketika Amerika Serikat dan NATO melarang penggunaan senjata buatan mereka. Situasi itu mendorong Turki untuk membangun kemandirian militer secara internal. Solusinya memanfaatkan wakaf uang dari rakyat.
Sebanyak 83 ribu warga Turki menyumbangkan wakaf uang, yang kemudian digunakan untuk mendanai riset dan pengembangan industri pertahanan. Dana tersebut juga menjadi landasan pendirian Yayasan Angkatan Bersenjata Turki (TSKGV) yang mengakuisisi saham perusahaan militer strategis, seperti TAI/TUSAS (produsen jet tempur), Havelsan (pengembang software militer), Roketsan (produsen roket dan misil).
Tiru Turki
Sementara itu Dekan FEM IPB University, Irfan Syauqi Beik menyatakan bahwa wakaf adalah instrumen yang sangat fleksibel dan multifungsi. Wakaf dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan perekonomian, bahkan termasuk mengembangkan industri pertahanan sebagaimana yang dilakukan Turki.
Wakaf adalah membelanjakan harta, baik harta tetap, seperti tanah dan bangunan, maupun harta berkembang seperti uang, untuk kebaikan dan kemaslahatan, dimana pokok hartanya dijaga agar jangan sampai berkurang. Dana abadi atau endowment fund pada dasarnya merupakan contoh dari wakaf.
Irfan berharap Indonesia dapat belajar dari Turki, sehingga pengelolaan wakaf dapat diarahkan untuk mendukung program-program strategis nasional, termasuk industri pertahanan demi terjaganya kedaulatan dan keutuhan bangsa.
“Ini adalah contoh dahsyatnya wakaf. Multiplier efeknya sangat luar biasa. Tinggal sekarang bagaimana agar pemerintah didorong untuk menjadikan wakaf sebagai instrumen utama pembangunan dan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Irfan.
Irfan yakin bahwa pengelolaan wakaf yang amanah, akuntabel dan profesional, dapat menghantarkan bangsa ini pada kemajuan yang berkeadilan dan berkesinambungan.
Baca juga :
BEI Perkuat Sosialisasi Wakaf Saham untuk Investor Muda
Berburu Gadget dan Makan di Senayan Trade Center