Tokyo, 26 Agustus 2025 – Produk hasil laut Indonesia kembali menunjukkan daya saing tinggi di pasar internasional. Pada ajang The 27th Japan International Seafood & Technology Expo (JISTE) 2025 yang digelar di Tokyo Big Sight, Jepang, 20–22 Agustus 2025, Indonesia berhasil mencatatkan potensi transaksi sebesar USD 128,51 juta atau setara Rp2,06 triliun.
Lebih dari 80 persen nilai transaksi tersebut berasal dari udang, rumput laut, serta tuna dan produk olahannya, yang selama ini menjadi komoditas andalan Indonesia.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI, Fajarini Puntodewi, menegaskan capaian ini bukan hanya prestasi dagang, tetapi juga bentuk pengakuan atas kualitas produk perikanan Indonesia.
“Respons positif buyer Jepang menunjukkan optimisme besar bagi penguatan posisi Indonesia dalam rantai pasok global. Tren konsumsi Jepang yang menekankan kualitas, keamanan pangan, dan keberlanjutan semakin membuka peluang bagi Indonesia sebagai pemasok utama produk laut tropis,” ujar Puntodewi.
Dalam pameran tersebut, Paviliun Indonesia menghadirkan 15 pelaku usaha perikanan dengan berbagai produk unggulan seperti udang, gurita, cumi, kepiting, sotong, hingga rumput laut. Stan Indonesia selalu ramai dikunjungi buyer Jepang maupun internasional, terutama saat sesi business matching.

Diplomasi ekonomi
Menurut Miftah Farid, Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Kemendag, JISTE 2025 juga menjadi ajang untuk memperkenalkan diversifikasi produk.
“Selain udang, rumput laut, dan tuna, kini bulu babi (uni) mulai mendapat perhatian pasar Jepang karena produksi domestik mereka menurun akibat overfishing dan perubahan ekosistem laut. Ini peluang besar bagi pemasok dari Indonesia,” jelasnya.
Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Tokyo, Maria Renata Hutagalung, menegaskan keberhasilan Indonesia di JISTE 2025 bukan hanya soal transaksi, melainkan juga diplomasi ekonomi.
“Indonesia tidak hanya menampilkan produk berkualitas, tetapi juga membangun jejaring bisnis jangka panjang dengan pelaku usaha Jepang dan internasional,” katanya.
Hal senada disampaikan Kepala ITPC Osaka, Didit Akhdiat Suryo, yang menyebut antusiasme buyer Jepang sangat tinggi. “Momentum ini harus dimanfaatkan untuk memperluas penetrasi pasar produk laut Indonesia di Jepang,” tegasnya.
Salah satu peserta, Fauziah Hanum, Direktur Utama PT Bahari Agro Indonesia, mengaku puas bisa ikut serta.
“Pameran ini tidak hanya meningkatkan visibilitas perusahaan kami, tetapi juga membuka peluang kerja sama baru dengan buyer Jepang. Lokasi Paviliun Indonesia yang strategis semakin memudahkan kami ditemukan,” ujar Fauziah.

Kemendag menyebutkan bahwa Jepang merupakan salah satu mitra dagang utama produk perikanan Indonesia. Pada 2024, nilai ekspor sektor ini ke Jepang mencapai USD 398,75 juta, sedangkan pada Januari–Juni 2025 sudah menembus USD 188,15 juta. Komoditas utama ekspor meliputi udang, cakalang, tuna, kepiting, dan moluska.
Partisipasi Indonesia di JISTE 2025 merupakan kolaborasi antara Kemendag RI, KBRI Tokyo, Atase Perdagangan RI Tokyo, ITPC Osaka, ASEAN-Japan Center (AJC), BNI Tokyo, BRI, dan Garuda Indonesia.
JISTE sendiri merupakan pameran tahunan berskala internasional dengan konsep business-to-business (B2B) yang tahun ini menghadirkan lebih dari 1.000 stan dari 19 negara dan ditargetkan menarik 30.000 pengunjung dari kalangan distributor, grosir, hingga ritel produk perikanan.

Baca juga :