Search
Close this search box.

Wakaf Berpotensi Jadi Sumber Ekonomi Berkelanjutan

Jakarta, SenayanTalks – Wakaf kini semakin diperhitungkan sebagai instrumen ekonomi yang berpotensi besar dalam mendukung pembangunan sosial dan ekonomi berkelanjutan. Rifki Ismal, Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia, menyatakan bahwa nilai wakaf di Indonesia bisa menjadi salah satu sumber kekuatan ekonomi yang signifikan jika dikelola secara efektif.

Menurut Rifki, nilai ekonomi dari aset wakaf di Indonesia sangat besar, namun belum seluruhnya dimanfaatkan secara optimal. Wakaf, baik berupa tanah, bangunan, maupun uang, dapat memberikan dampak yang luas jika diolah secara profesional dan produktif. Dalam beberapa kesempatan, ia menekankan bahwa wakaf, terutama wakaf produktif, memiliki potensi untuk mendanai berbagai sektor vital seperti pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Rifki menjelaskan khusus untuk wakaf, di Indonesia sejatinya sudah sangat besar. Dalam catatannya aset wakaf di Indonesia saat ini sekitar Rp 2.050 triliun. Namun kebanyakan dari aset wakaf tersebut, wujud aset tidak produktif secara ekonomi. 

“Kalau kita bicara wakaf, masyarakat pahamnya masjid, makam, atau pesantren,” katanya. Pandangan tersebut kata Rifki tidak salah. Namun sejatinya paradigma terhadap wakaf itu sangat luas. Dia mencontohkan kampus Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir merupakan lembaga pendidikan yang berdiri di atas aset wakaf. 

Rifki juga menyampaikan angka literasi atau melek ekonomi syariah masih 28 persen. Artinya dari 100 orang, ada 28 orang yang paham ekonomi syariah. Kemudian dari sisi profesi, pemahaman soal ekonomi dan keuangan syariah adalah dosen dan PNS. Dia berharap dengan keterlibatan masyarakat, khususnya dari kalangan jurnalis, literasi keuangan syariah di masyarakat bisa meningkat.

“Jika dikelola dengan baik, nilai wakaf yang berpotensi ini dapat menopang pembangunan berkelanjutan. Indonesia memiliki sumber daya wakaf yang besar, dan kita perlu mengoptimalkan pengelolaannya,” ujar Rifki.

Artikel Terkait