Search
Close this search box.

Kolaborasi Akademik ITB dan Undana Kembangkan Ekonomi Kreatif

Kupang, SenayanTalks — Institut Teknologi Bandung (ITB) memperluas kiprahnya di Indonesia Timur dengan menjalin kolaborasi strategis bersama Universitas Nusa Cendana (UNDANA) dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTT. Langkah ini menjadi bagian dari upaya memperkuat pengembangan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal, khususnya sektor kerajinan tenun ikat dan pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Kunjungan ini dilakukan setelah tim ITB menyelesaikan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di Desa Adobala, Kabupaten Flores Timur. Dalam kegiatan tersebut, ITB menerapkan pendekatan inovatif melalui pelatihan dan pengembangan modul pembelajaran yang bisa diterapkan langsung di lapangan.

Ketua tim program, Dr. Sonny Rustiadi, Ph.D., dari Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB menjelaskan bahwa kegiatan di Adobala merupakan contoh nyata kontribusi akademik dalam mendukung masyarakat daerah.

“Kami mengembangkan modul inovasi desain produk tenun dan penguatan kelembagaan BUMDes. Harapannya, praktik ini dapat direplikasi di wilayah lain di NTT,” ujar Dr. Sonny.

Audiensi pertama dilakukan bersama Universitas Nusa Cendana (UNDANA). Pihak kampus, yang diwakili oleh Dr. Apriana H. J. Fanggidae (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Dr. Paulina Y. Amtiran, dan Dr. Viktorianus M. Da Lopez, menyambut baik inisiatif kolaborasi tersebut. Mereka menilai program ITB sejalan dengan misi UNDANA dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui karya berbasis nilai budaya lokal.

Audiensi berikutnya digelar bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTT, yang diterima langsung oleh Dr. Zeth Sony Libing selaku Kepala Dinas. Ia menyoroti pentingnya dukungan akademisi dalam menjawab tantangan pemasaran produk kerajinan daerah.

“Pemasaran masih menjadi tantangan utama para perajin. Melalui program seperti ini, kami berharap masyarakat bisa lebih produktif dan kesejahteraan dapat meningkat,” ungkap Dr. Zeth.

Program berbasis potensi lokal

Menanggapi antusiasme mitra di NTT, Zartikazahra Nurulfiqri, MBA, anggota tim Pengabdian Masyarakat ITB, menegaskan kesiapan ITB untuk melanjutkan kerja sama riset, pelatihan, dan pengembangan kurikulum berbasis potensi lokal.

“Kami terbuka untuk memperkuat kolaborasi, baik melalui riset maupun pelatihan pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Zulfikar Rifan Maulana, MBA, juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor agar program dapat berkelanjutan.

“Keberlanjutan hanya bisa tercapai bila akademisi, pemerintah, dan industri saling terhubung. Kami siap menjadi bagian dari kolaborasi tersebut,” tegasnya.

Melalui rangkaian audiensi ini, ITB berharap kerja sama dengan UNDANA dan Pemerintah Provinsi NTT dapat memperluas dampak program pengabdian masyarakat ke wilayah lain di Nusa Tenggara Timur. Kolaborasi ini diharapkan mampu memperkuat ekosistem ekonomi lokal melalui inovasi, desain, dan pemberdayaan masyarakat.

Baca juga :

Artikel Terkait

Berita Sebelumnya