Jakarta, SenayanTalks – PT Waskita Karya (Persero) Tbk, perusahaan konstruksi milik negara, berhasil membukukan nilai kontrak baru (NKB) sebesar Rp1,4 triliun hingga pertengahan tahun 2025. Capaian ini didominasi oleh proyek pembangunan gedung dan fasilitas publik, yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Proyek-proyek utama yang berhasil dikantongi Waskita termasuk pembangunan Bangunan Gedung DPRD DIY, RSUD Akhmad Berahim di Kalimantan Utara, dan RSUD Tuan Besar Syarif Idrus di Kalimantan Barat.
Direktur Keuangan Waskita Karya, Wiwi Suprihatno, mengungkapkan bahwa Perseroan kini lebih selektif dalam memilih proyek baru untuk meminimalisir risiko keuangan.
“Kami fokus pada proyek dengan skema monthly payment dan adanya uang muka. Proses mitigasi risiko dilakukan melalui Komite Manajemen Konstruksi sebelum pengambilan proyek,” jelas Wiwi dalam keterangan resminya, Kamis (19/6/2025).
Total 52 Proyek Aktif di Seluruh Indonesia
Hingga Juni 2025, Waskita Karya tercatat mengelola 52 proyek konstruksi aktif. Proyek-proyek ini meliputi pembangunan gedung, infrastruktur konektivitas, dan pengelolaan sumber daya air, seperti bendungan dan irigasi.
Beberapa proyek strategis unggulan antara lain: Proyek LRT Velodrome–Manggarai di Jakarta, Jalan Tol Palembang–Betung, Pembangunan Bendungan Jragung.
Waskita juga baru saja memperoleh kontrak Peningkatan Jalan Paket D KIPP 1B-1C di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, dengan nilai proyek sebesar Rp396,6 miliar.
Di tengah upaya ekspansi, Waskita juga menaruh perhatian besar pada transformasi finansial dan operasional. Setelah mendapat persetujuan Master Restructuring Agreement (MRA) dari 22 kreditur perbankan pada 2024, Waskita kini menjalankan restrukturisasi besar-besaran.
“Sejak Oktober 2024, skema MRA yang baru sudah dinyatakan efektif. Kini, perusahaan lebih fleksibel dalam mengelola arus kas, termasuk untuk memenuhi kewajiban perpajakan dan utang vendor,” ujar Wiwi.
Capaian Keuangan Positif: Pembayaran pajak tahun 2024 mencapai Rp2,9 triliun, naik 116,05% YoY, Utang vendor yang jatuh tempo sejak 2022 turun 84%, dari Rp2,1 triliun menjadi Rp340 miliar, Total utang Waskita turun 18,8%, dari Rp84 triliun menjadi Rp68,14 triliun per kuartal I 2025,
Ke depan, transformasi Waskita akan fokus pada stabilisasi keuangan berkelanjutan, fokus pada proyek konstruksi murni (non-investasi), penguatan tata kelola perusahaan (GCG), peningkatan kompetensi SDM melalui sertifikasi profesional.
“Transformasi ini kami lakukan untuk memastikan keberlanjutan bisnis jangka panjang dan kontribusi positif Waskita terhadap pembangunan nasional,” tutup Wiwi.
Baca juga :
Waskita Karya Terdepan Bangun Infrastruktur
Berburu Gadget dan Makan di Senayan Trade Center